SOLOPOS.COM - Ilustrasi SPBU (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mengapresiasi kebijakan pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif sehingga harga bensin dan solar mengalami kenaikan Rp2.000 per liter.

Ketua Kadin Suryo Bambang Sulistyo menilai besaran kenaikan harga BBM tanggung karena masih ada disparitas harga. Kenaikan harga dinilai masih kecil, jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya senilai Rp3.000 per liter. Bahkan Kadin pernah minta subsidi BBM dihapus.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

“Ya sekarang ini okelah sudah naik Rp2.000 per liter, itu sebetulnya menurut hemat kami sih ngapain sakitnya harus sekali dua kali, sekaligus saja,” ujarnya, Selasa (18/11/2014).

Kebijakan harga BBM ini, sebenarnya warisan dari pemerintahan sebelumnya tetapi yang menanggung akibatnya pemerintahan sekarang. Pengusaha telah mengantisipasi jauh hari sebelumnya dengan melakukan penyesuaian harga produksi.

“Itu sudah risiko yang kita ambil demi kebaikan, demi kesehatan perekonomian kita. Nanti akan terkoreksi sendiri, yang penting kita harus transparan apa yang bisa dihemat dari subsidi ini,” jelas Suryo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya