SOLOPOS.COM - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

JAKARTA — Pemerintah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono boleh saja berharap banyak kepada program kompensasi yang disusun timnya demi meredam dampak kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menegaskan kompensasi yang diprogramkan pemerintah itu tidak akan membantu meredam dampak inflasi kenaikan harga BBM bersubsidi.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Inflasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi itu menurut prediksinya tetap tinggi walaupun pemerintah memberikan berbagai program kompensasi. “Itu hanya mencegah kelompok miskin menjadi sulit, kalau inflasi tetap tinggi,” katanya di Kantor Presiden di Kompleks Istana Kepresidena Jakarta, Kamis (20/6/2013).

Agus memperkirakan penaikan harga BBM bersubsidi akan mendorong tingkat inflasi selama Juni–Agustus hingga 2%. Langkah paling efektif untuk menekan tingkat inflasi menurut Agus adalah menjamin ketersediaan pasokan pangan dan pengendelian biaya transportasi.

Hal itu sejalan dengan rencana pemerintah yang diungkapkan Menteri Keuangan Chatib Basri. Menurut Chatib, pemerintah akan menjaga tingkat inflasi menjelang Lebaran agar setidaknya setara dengan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun lalu.

Upaya tersebut akan dilakukan melalui kebijakan pengendalian harga bahan pangan, termasuk pemberian beras miskin.”Itu satu hal dibicarakan, jaga harga bahan pangan, seperti cabe merah. Makanya juga diberikan raskin,” kata Chatib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya