SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman)

JAKARTA — Dampak psikologis masyarakat terhadap rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinilai kecil.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

Sasmito Hadi Wibowo, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), mengatakan kecilnya dampak psikologis masyarakat tersebut dikarenakan telah terjadinya ekspektasi inflasi sejak beberapa bulan yang lalu, mendahului keputusan pemerintah. “Perhatikan saja, beli bensin eceran itu Rp6.000 per liter. Jadi [ekspektasi inflasi] sudah berbulan-bulan yang lalu. Soalnya selama ini wacana usulan kenaikan sudah lama, sehingga kalau pun dinaikkan, masyarakat sudah siap,” katanya, Rabu (17/4/2013).

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPS Suryamin mengatakan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi pada tahun ini tidak akan sebesar dibandingkan dengan tahun 2008 yang berlaku untuk semua kendaraan. Menurut Suryamin, kenaikan harga BBM bersubsidi kali ini hanya mempengaruhi pengeluaran di kelompok rumah tangga, bukan kelompok dunia usaha. Pasalnya, rencana kenaikan ini hanya berlaku bagi mobil pribadi yang berpelat hitam dan merah, sedangkan kendaraan pelat kuning (umum) masih mendapat pengecualian.

Namun, Suryamin masih belum bisa mengungkapkan seberapa besar dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi. BPS, lanjutnya, masih menghimpun data kendaraan bermotor dari kepolisian dalam menghitung dampak kenaikan kepada inflasi.

Sasmito mengungkapkan komposisi BBM di dalam konsumsi rumah tangga sekitar 3%. Namun, lanjutnya, komposisi tersebut bisa berubah, menyesuaikan dengan pergerakan harganya. Sasmito juga menjelaskan jumlah mobil di Indonesia saat ini sekitar 20 juta unit, sedangkan jumlah motor sekitar 70 juta unit. Namun, Sasmito mengungkapkan saat ini BPS belum memiliki hitungan jumlah mobil yang berplat hitam, merah, dan kuning.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan konsumsi terbesar BBM bersubsidi berada di segmen kendaraan bermotor roda dua, yaitu mencapai 60% dari total konsumsi BBM bersubsidi. Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan menduga kenaikan harga BBM bersubsidi untuk mobil berplat hitam akan mengarahkan inflasi pada kisaran 6%.

Bank Indonesia menargetkan inflasi pada tahun ini berada di dalam rentang 3,5%-5,5%. Adapun dalam APBN 2013, target inflasi ditetapkan 4,9%.

Pada Maret 2013, data BPS menunjukkan inflasi bulanan berada di level 0,63% month-to-month, sedangkan inflasi tahun kalendernya telah mencapai level 2,43% year-to-date.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya