SOLOPOS.COM - Pengamat kepolisian Bambang Rukminto (Istimewa)

Solopos.com, MALANG — Bambang Rukminto, pengamat kepolisian yang kerap mengkritik kebijakan Polri menjadi korban penodongan saat berada di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (23/6/2023) sore lalu.

Kawanan jambret menodongkan pistol dan meminta harta peneliti dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) itu.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Ternyata, Bambang Rukminto yang memang biasa berhubungan dengan polisi itu tahu senjata yang dipakai kawanan jambret hanya mainan.

Bambang melawan kawanan jambret hingga para pelaku kejahatan itu kabur.

Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto di Kota Malang, Sabtu (24/6/2023), memastikan pihaknya mengejar kawanan pelaku itu hingga tertangkap.

“Iya, sudah dari kemarin setelah kejadian percobaan perampasan, kita selidiki,” katanya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Siapakah Bambang Rukminto? Bambang Rukminto adalah peneliti di ISESS yang kerap mengkritik kebijakan Polri yang dinilai tidak berpihak pada keadilan publik.

Pendapatnya kerap dikutip wartawan. Wajahnya juga kerap muncul di televisi swasta untuk menyampaikan pendapat terkait dengan kepolisian.

Beberapa kasus besar yang sering ia tanggapi adalah kasus Ferdy Sambo, kasus narkoba Irjen Pol Teddy Minahasa, kasus tewasnya 131 suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang, dan lain-lain.

Berikut rangkuman Solopos.com tentang sepak terjang Bambang Rukminto.

1. Kritik Gaya Hidup Mewah Polri

Beberapa bulan lalu Bambang Rukminto mengkritik anjuran Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo agar anggota Polri tidak bergaya hidup mewah.

Menurutnya imbauan itu hanyalah omong kosong belaka.

Alih-alih mengimbau, ia meminta Kapolri menyelesaikan persoalan yang ada di lapangan terkait gaya hidup mewah sebagian polisi.

“Mencari sumber kekayaan anggota kepolisian yang bergaya hidup mewah lebih nyata daripada sekadar mengeluarkan imbauan,” kritiknya.

2. Sebut Bharada Richard Eliezer Layak Dipecat

Ketika sebagian besar publik Tanah Air bersimpati kepada Bharada Richard Eliezer yang terlibat dalam pembunuhan Brigadir Yosua, Bambang Rukminto punya pendapat berkebalikan.

Bambang Rukminto menyatakan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu layak dipecat dari Polri setelah divonis 1 tahun 6 bulan penjara dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua.

Menurutnya, apabila Bharada Eliezer tidak dipecat oleh komisi etik Polri hal tersebut bisa menjadi preseden buruk ke depannya.

Faktanya, Bharada Eliezer diampuni dan kini aktif lagi sebagai anggota Polri.

3. Kritik Kenaikan Pangkat Perwira Polisi

Terbaru, Bambang Rukminto mengkritik kebijakan Polri tentang kenaikan pangkat pada Rizal Irawan dari Kombes Polisi menjadi Brigadir Jenderal Polisi.

Menurut Bambang, kenaikan pangkat itu aneh lantaran Rizal Irawan pernah kena sanksi demosi setelah terlibat dalam kasus pemerasan terkait jam mewah Richard Mille pada tahun 2022.

Brigjen Pol Rizal Irawan naik pangkat bersama 23 Pati Polri lainnya pada 31 Maret 2023.

Rizal mendapat penugasan sebagai Direktur Pertanian, Pertanahan dan Kelautan Deputi Bidang Intelijen Ekonomi Badan Intelijen Negara (BIN).

“Tak ada artinya sanksi demosi, kalau dalam setahun sudah dapat promosi,” kata Bambang.

Bambang beranggapan, kasus Brigjen Pol. Rizal Irawan mengindikasikan Polri kekurangan personel yang bagus dan berintegritas sehingga personel yang disanksi demosi segera mendapat promosi perwira tinggi (pati).



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya