SOLOPOS.COM - Puluhan peziarah beristirahat di bangsal Kompleks Makam Pangeran Samudro, Pendem, Sumberlawang, Kamis (8/5/2014) malam. Ritual ziarah di Gunung Kemukus mendapat sorotan masyarakat menyusul masih maraknya praktik prostitusi di kawasan tersebut. (JIBI/Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, menanggapi liputan tentang ritual esek-esek di Gunung Kemukus oleh jurnalis asing, Patrick Abboud, yang ditayangkan media Australia, SBS. Baca: Ritual Esek-Esek Gunung Kemukus Disorot Media Australia.

Orang nomor satu di Bumi Sukowati tersebut menyatakan cerita atau kisah cinta Pangeran Samudro dengan ibu tirinya, Ontrowulan, yang dijadikan dasar ritual seks sebagian peziarah di Gunung Kemukus, tidak benar. “[Cerita] Itu hanya dongeng yang diyakini sebagian masyarakat sebagai jalan untuk menjadi kaya raya. Cerita sebenarnya tidak seperti itu,” kata dia saat dihubungi Solopos.com melalui ponsel, Rabu (19/11/2014).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Tidak ada ketentuan harus berhubungan badan dengan orang yang bukan pasangan dalam prosesi ritual.”

Agus tidak menampik kemungkinan terjadinya praktik hubungan badan antara pelaku peziarah dengan orang yang bukan pasangan resmi di Gunung Kemukus. Namun dia menyatakan hal itu sebagai praktik prostitusi terselubung. Pengunjung atau peziarah membeludak di Gunung Kemukus pada malam satu Suro.

Ditanya soal pemberantasan prostitusi terselubung di Gunung Kemukus, Bupati Sragen mengatakan sudah melakukannya melalui penyuluhan oleh Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Sragen.

Penjelasan senada disampaikan Penanggung Jawab Objek Wisata Gunung Kemukus, Marcelo Suparno. Menurut dia cerita hidup Pangeran Samudro telah diselewengkan. Suparno mengklaim sering meluruskan pemahaman pengunjung tentang prosesi ziarah di Gunung Kemukus. “Tidak ada ketentuan harus berhubungan badan dengan orang yang bukan pasangan dalam prosesi ritual,” kata dia.

Suparno mengaku prihatin dengan praktik hubungan badan peziarah dengan yang bukan pasangan sah mereka. Menurut dia jumlah peziarah di Gunung Kemukus mengalami penurunan, termasuk peziarah yang percaya ritual seks. Suparno menyatakan selama ini pihaknya terus menata diri, menghilangkan citra negatif yang selama ini melekat pada Gunung Kemukus. “Lambat tapi pasti masyarakat paham cerita Pangeran Samudro,” imbuh dia.

Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga (Disparbudpor) Sragen, Joko Haryanto, menyatakan tidak ada ritual seks dalam prosesi ziarah di Makam Pangeran Samudro. Hubungan badan dilakukan peziarah yang tidak memahami cerita sebenarnya tentang Pangeran Samudro.

Sebelumnya diberitakan Solopos.com, media Australia, SBS, membuat sebuah tayangan liputan mendalam mengejutkan mengenai ritual seks gunung yang kerap dijalani warga Jawa di Gunung Kemukus, Sragen.

Jurnalis Australia, Patrick Abboud, melalui laporannya yang disiarkan acara Dateline Stasiun TV SBS, berhasil mengungkap kehidupan yang luar biasa di atas gunung. Dia mengatakan para peziarah kerap melakukan pesta seks terselubung.

Abboud mengatakan ritual aneh yang dijalankan yakni peziarah harus melakukan hubungan seks tujuh kali dengan orang asing berturut-turut setiap Jumat Kliwon.

“Ini cerita yang cukup aneh. Beberapa tahun yang lalu saya membaca sebuah artikel tentang hal itu dan ingin mempelajari lebih dalam, butuh beberapa saat untuk sampai ke sana,” katanya dikutip Solopos.com dari Dailymail, Rabu (19/11/2014).

Dailymail sendiri memuat artikel tentang ritual seks ini dengan judul Welcome Sex Mountain, Remote Religious Site: People Sex Strangers Bring Good Fortune (Selamat Datang di Gunung Seks, Situs Religi Terpencil: Bercinta dengan Orang Asing Membawa Keberuntungan).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya