JAKARTA — Kementerian Perindustrian menolak rencana Kementerian Kehutanan yang menjajaki dibukanya kembali keran ekspor kayu bulat dari hutan tanaman industri.
Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo
Benny Wachyudi, Direktur Jendral Industri Agro Kementerian Perindustrian, menuturkan keberatan dengan rencana Kemenhut tersebut karena bertentangn dengan program hilirisasi.
“Kami dan industri pengolahan kayu jelas keberatan dengan rencana tersebut,” katanya, Senin (22/4/2013).
Dia mengungkapkan salah satu program utama Kemenperin adalah hilirisasi baik di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, dan juga termasuk kehutanan.
Rencana membuka kembali keran eskpor kayu bulat, lanjutnya, bertentangan dengan kebijakan hilirisasi hasil hutan yang bermanfaat bagi industri furnitur dan mebel karena memberi nilai tambah.
“Di samping sebagai negara pengekspor kayu olahan, industri furnitur juga masih banyak mengimpor bahan baku, karena faktanya mereka masih kekurangan kayu,” ujarnya.
Kemenhut mengungkapkan pembukaan keran ekspor tersebut bertujuan memberikan insentif bagi pengembangan hutan tanaman industri akibat masih rendahnya harga kayu bulat yang mencapai US$30 per meter kubik.