SOLOPOS.COM - Darah tercecer di lantai Stasiun Kereta Api Kunming, Provinsi Yunnan, China, Sabtu (1/3/2014) malam. (JIBI/Solopos/Reuters/Stranger)

Solopos.com, BEIJING — Darah tumpah di lantai Stasiun Kereta Api (KA) Kunming di Provinsi Yunnan, China, Sabtu (1/3/2014) malam, setelah sekelompok orang berpedang melancarkan aksi brutal di stasiun itu.

Sebanyak 29 orang tewas di lokasi dan 130 lainnya terluka. Dilansir Dailymail.co.uk, Minggu (2/3/2014), kejadian itu total menyebabkan 33 nyawa melayang, termasuk 4 pelaku yang ditembak mati polisi.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Seorang petugas parkir stasiun, Chen, yang berdiri sekitar 50 meter dari tempat kejadian mengatakan tidak percaya dengan apa yang terjadi  ketika ia melihat para penyerang. “Saya berjalan keluar dan saya melihat seseorang dengan pisau sebesar ini,” kata Chen sembari merentangkan kedua lengannya.

“Lalu saya melihat 5 atau 6 dari mereka. Mereka semua memiliki pisau dan mereka dengan membabi-buta menusuk orang-orang di kantor tiket,” kata dia.

Pemerintah China menuding militan dari wilayah barat Xinjiang sebagai pelaku serangan yang terjadi sekitar pukul 21.20 waktu setempat tersebut. Pihak berwenang menggambarkan insiden itu terorganisir dan terencana. Namun sejauh ini belum diketahui motif di balik serangan tersebut.

Kantor berita negara Xinhua, mengutip sumber-sumber pemerintah setempat, mengatakan bukti di TKP menunjukkan serangan teroris di Stasiun Kereta Api Kunming dilakukan oleh pasukan separatis Xinjiang.

Wilayah Xinjiang berbatasan dengan Afghanistan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan dan pemerintah China telah menyalahkan beberapa serangan terhadap militan di sana. Daerah ini adalah rumah bagi minoritas Uighur.

Meski demikian ini adalah kali pertama Uighur disalahkan untuk serangan yang begitu besar dan jauh dari rumah mereka, mengingat jarak antara stasiun dengan daerah itu lebih dari 620 mil.

Sementara mengutip Reuters, saksi-saksi aksi brutal di stasiun itu ditempatkan di bawah pengamanan ketat pada Minggu. Polisi antihuru-hara bersenjata juga melakukan penjagaan di tengah aktivitas di stasiun itu.

Selain menembak mati empat menyerang, dilaporkan  satu orang ditangkap dan lima orang lainnya dalam pencarian.

Kepala keamanan domestik China, Meng Jianzhu, menegaskan mereka yang bertanggung jawab atas aksi sadis itu akan dibawa ke pengadilan.

“Serangan brutal pada orang yang tidak bersalah oleh teroris, tanpa hati nurani menunjukkan sifat tidak manusiawi dan dan antisosial mereka,” kata Meng.

“Mereka pasti akan menghadapi hukuman berat dari hukum. Kita harus mengerahkan seluruh sumber daya dan mengadopsi segala cara untuk memecahkan kasus ini,” kata Meng, menggemakan komentar yang dibuat oleh Presiden China, Xi Jinping.

China menyangkal petunjuk  dari orang-orang buangan dan kelompok hak asasi manusia bahwa kerusuhan lebih didorong oleh ketidakbahagiaan pada kebijakan pemerintah daripada ancaman serius dari kelompok-kelompok ekstremis, yang ingin mendirikan negara independen yang disebut Turkestan Timur.

Di sisi lain salah satu anggota senior sebuah badan penasihat kepada parlemen mengatakan serangan di China tersebut memiliki hubungan dengan luar negeri.

“Serangan terencana itu bukan masalah [etnis] atau agama, itu adalah isu terorisme dengan hubungan dengan pasukan teroris luar negeri,” kata PLA Navy Rear, Admiral Yin Zhuo, seperti dikutip Xinhua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya