Solopos.com, JOGJA – Siapa pun yang baru kali pertama menyaksikan Sendratari Ramayana di panggung terbuka atau panggung tertutup Candi Prambanan sebaiknya tidak berpretensi bisa memahami cerita berdasarkan adegan-adegan yang tersaji.
Jangan berpretensi mendapatkan pemahaman jalan cerita seperti saat menonton ludruk, ketoprak, wayang orang, srandhul, atau drama tradisional Jawa lainnya. Kreativitas dan inovasi terus-menerus kelompok-kelompok seniman yang mendukung Sendratari Ramayana di Candi Prambanan berhasil membawa seni pertunjukan ini melintasi zaman.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.