Solopos.com, SOLO — Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya tidak menggunakan sistem operasi pasar dalam melakukan penyaluran alokasi ekstra.
“Tapi langsung dropping extra ke agen, baru disalurkan ke pangkalan,” kata Kabid Elpiji 3 Kilogram Hiswana Migas Soloraya, Budi Prasetyo, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Jumat (8/11/2013).
Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak
Sementara untuk menghindari momen kelangkaan pasokan elpiji, Hiswana Migas menganggap perlu penambahan pangkalan di wilayah pinggiran atau pemerataan pangkalan yang saat ini masih terpusat di tengah kota.
Soal kelangkaan elpiji belakangan ini, Budi mengatakan, sistem operasi pasar untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3 kilogram sudah dilakukan pada Senin (4/11/2013) lalu di Pasar Carikan dan Kartasura, Sukoharjo. Tapi, menurutnya cara ini tidak efektif Karena untuk melakukan operasi pasar perlu identifikasi yang lebih teliti. Di dua tempat tersebut, penjualan tabung elpiji dengan harga lebih murah dari harga eceran tidak terserap maksimal.
“Jadi untuk penambahan alokasi Jumat dan Senin [11/11/2013] akan kami alokasikan untuk penambahan pasokan di agen dan kemudian disalurkan ke pangkalan-pangkalan,” jelas dia.
Seperti diketahui, Pertamina siap melakukan dropping extra elpiji 3 kilogram di wilayah Soloraya sebanyak 50% dari alokasi harian pada Jumat dan Senin mendatang. Awalnya Pertamina berharap alokasi ekstra ini disalurkan langsung ke pengguna. Tetapi Hiswana memilih berupa penambahan pasokan ke agen.
Sebenarnya, jumlah pangkalan dan agen di Soloraya ini sudah cukup banyak. “Hanya butuh pemerataan. Atau kalau bisa penambahan pangkalan resmi. Tapi kalau jadinya terlalu banyak pangkalan juga repot.”
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
