SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Kelangkaan elpiji di Solo dinilai paling parah dibandingkan daerah lain di Soloraya.

Solopos.com, SOLO — Operasi pasar (OP) terus berlanjut hingga pekan kedua di Soloraya. Solo merupakan wilayah dengan permasalahan pasokan elpiji 3 kg alias gas melon paling parah jika dibandingkan dengan kota lain.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

Ketua Bidang (Kabid) Elpiji 3 Kg Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya, Budi Prasetyo, menyampaikan hingga Selasa (19/5/2015), OP di Solo masih dilakukan di Kelurahan Kadipiro. Meski begitu, pihaknya mengklaim kondisi kesulitan pasokan gas melon di Solo akan segera membaik mengingat OP sudah dilakukan sejak Senin (11/5/2015).

“Saat ini kondisi Solo sudah hampir pulih, sekitar 80% kebutuhan elpiji 3 kg di Solo sudah terpenuhi. Hari ini [Selasa] permintaan masyarakat saat OP masih cukup tinggi,” ungkap Budi kepada Solopos.com, Selasa.

Meski begitu, dia mengaku belum mengetahui apakah OP masih dilakukan pada Rabu (20/5/2015). Hal ini karena OP harus didahului pengajuan dari pemerintah daerah (pemda) ke Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng-DIY. Hal ini karena Hiswana Migas hanya sebagai penyalur atau distributor.

Selain Solo, kemarin juga diadakan OP di Sukoharjo, tepatnya di Kecamatan Weru dan Kecamatan Tawangsari. Sedangkan di Klaten, Hiswana Migas baru sekali mengadakan OP kemarin sehingga permintaan cukup tinggi, yakni 560 tabung hampir habis dalam 2,5 jam. Menurut dia, Klaten masih akan digelontor OP pada Rabu.

Dia menyampaikan tabung yang dijual saat OP masih sama, yakni Rp15.500/tabung sejumlah 560 tabung sekali OP di satu titik. Pihaknya mengklaim, kondisi Karanganyar saat ini sudah lebih baik bahkan mendekati normal. Hal ini terlihat dari minimnya antusias masyarakat membeli elpiji bersubsidi saat OP dan terpenuhinya pasokan elpiji 3 kg di pangkalan.

Hal yang sama juga terjadi saat OP di Sukoharjo. Menurut dia, permintaan masyarakat di Kota Makmur saat OP tidak terlalu tinggi karena tidak semua tabung yang dibawa saat OP terjual. Meski begitu, OP masih akan tetap dilakukan di Bulu dan Sukoharjo pada Rabu.

“Sejauh ini, Sragen dan Boyolali masih aman. Belum ada permintaan OP dari kedua wilayah tersebut,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya