SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan tehadap anak (liputan6.com)

Kekerasan terhadap anak menimpa RS seorang remaja putri di Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Korban pengarakan tanpa busana, RS, 14, akan kembali bersekolah. Remaja putri itu menyatakan kesediaannya belajar bersama 85 siswa kelas VII di sebuah SMP swasta di Sragen.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Koordinator Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS) Sragen, Sugiarsi, saat ditemui wartawan di kawasan Karangmalang, Minggu (24/1/2016), menyampaikan keinginan RS untuk masuk sekolah.

Sugiarsi membawa RS didampingi beberapa aktivis perempuan datang ke sekolah yang terletak di perbatasan Sragen-Karanganyar.

“Saya sudah serah terima dengan kepala sekolah. RS masuk sekolah lagi mulai besok. Keinginan belajar muncul dari hati RS sendiri. Saya memang tidak mengajak banyak orang agar psikologi anak itu tetap stabil,” ujar Sugiarsi.

Setelah berupaya untuk menyembuhkan psikis RS, kini Sugiarsi menerima pasien baru yang tidak lain ayah kandung RS, yakni Sp.

“Saya harus datang ke rumah untuk menerapi ayahnya RS itu. Kalau ketemu saya, Sp selalu menangis,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala SMP swasta di kawasan Sragen, Sh, mengakui menerima kunjungan rombongan Sugiarsi dan RS pada Sabtu (23/1/2016) lalu.

Sh berniat membimbing anak itu selama di sekolah. Dia tidak akan mendiskriminasikan anak itu tetapi dianggap sama dengan 85 anak kelas VII lainnya.

Sementara itu, para pemuda yang tergabung dalam Komunitas Serdadu Agung Martin menggelar aksi solidaritas untuk RS dengan menggalang 10.000 sendal di arena Car Free Day (CFD) Jl. Raya Sukowati Sragen, Minggu pagi.

Aksi tersebut dikoordinasi Top Production Sragen. Koordinator Lapangan Top Production Sragen, Mbah Mo, saat ditemui , Minggu, mengaku mendapat 20 pasang sendal dan dana Rp359.500.

“Aksi solidaritas itu bukan ingin mengumpulkan 10.000 sendal. Penggalangan 10.000 sendal itu hanya sebagai semangat gerakan solidaritas saja. Intinya kami mengutuk keras aksi kekerasan terhadap anak dan perempuan. Jangan sampai peristiwa itu terulang lagi,” ujar Mbah Mo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya