SOLO– Kekeliruan penulisan nama masih ditemukan di daftar nominasi sementara (DNS) peserta Ujian Nasional (UN). Hal itu diketahui saat sekolah melakukan verifikasi data.
Kepala SMP Negeri 26, Solo, Sutrisno, menjelaskan masih ditemukan kasus kekeliruan penulisan nama orangtua. Sutrisno menyebutkan hal itu ditemukan setelah sekolah melakukan kroscek DNS dengan berkas ijazah siswa. “Nama orangtua di DNS dan di ijazah berbeda,” jelasnya saat dihubungi solopos.com, Rabu (9/1/2013).
Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan
Menemukan hal itu, Sutrisno langsung memrevisi nama itu disesuaikan dengan berkas otentik sebelumnya, sehingga nama orangtua yang digunakan akan tetap sesuai pada ijazah SMP. “Hal itu sudah kami perbaiki dan semua DNS sudah kami periksa untuk direvisi,” imbuhnya. Dia juga menjelaskan proses revisi itu telah selesai dan berkas sudah dikirim ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo sesuai tenggat yang ditentukan.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 2 Solo, Susanta, juga menjelaskan proses revisi DNS sudah selesai dilakukan. Semua data siswa sudah divalidasi dan siap untuk masuk dalam daftar nominasi tetap (DNT) peserta UN. “Kami sudah menyelesaikan semuanya,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Seksi Kurikulum Bidang Pendidikan Menengah Disdikpora Kota Solo, Budi Setiono, menjelaskan DNS hasil verifikasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah telah dikembalikan ke sekolah untuk dicek.
Data yang telah diperbaiki itu kemudian akan diajukan menjadi daftar nominasi tetap (DNT) ke provinsi. Setelah itu selanjutnya proses pencetakan kartu dan DNT serta pendistribusian kartu dan DNT ke sekolah-sekolah.
Proses pendataan itu menurut Budi berfungsi untuk menentukan jumlah peserta UN per jenjang, mendeskripsikan jumlah naskah soal dan perangkat ujian lainnya, serta menentukan persedian ijazah bagi seluruh peserta UN yang lulus.
Meskipun hingga saat ini pihaknya belum dapat menyebutkan secara detail jumlah peserta UN 2012/2013, tetapi pihaknya dapat memastikan semua proses validasi data peserta UN itu akan selesai pada akhir Januari. “Data sudah ada, tetapi belum kami rekap karena membutuhkan waktu yang lama,” jelasnya, Selasa.