SOLOPOS.COM - Donald Trump memperkenalkan Setya Novanto. (Istimewa/Youtube)

Kegiatan DPR ke AS menjadi polemik karena ada pertemuan dengan Donald Trump.

Solopos.com, JAKARTA – Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR belum menentukan sikap terkait dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan Ketua DPR Setya Novanto karena masih menunggu penjelasan yang bersangkutan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Soal pertemuan pimpinan DPR dengan Trump, Fraksi Partai Golkar belum memutuskan langkah resmi Fraksi atas peristiwa tersebut karena masih menunggu penjelasan anggota FPG yang bertemu Trump termasuk Setya Novanto,” kata Sekretaris FPG DPR, Bambang Soesatyo, di Jakarta, Selasa (8/9/2015).

Dia mengatakan FPG tidak mendukung pelaporan beberapa anggota DPR terkait kasus itu ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Namun, menurut dia, fraksinya juga tidak bisa menghalang-halangi para anggota fraksi lain ingin melapor ke MKD.

“Karena harus diakui kunjungan ke salah satu bakal calon presiden AS tersebut kurang elok karena masih ada calon atau kandidat lainnya,” ujar anggota Komisi III DPR itu.

Selain itu menurut dia, yang juga patut disesalkan adalah profil Donald Trump bagi masyarakat Indonesia kurang positif, yaitu raja judi, rasis, dan distigma anti islam.

Dia menyerahkan sepenuhnya pada mekanisme, kebijakan, pertimbangan dan keputusan MKD.

“Kami berharap sanksi MKD maksimal hanya teguran lisan, karena maklumlah para pimpinan DPR itu belum satu tahun menjabat,” kata dia.

Dia menilai mungkin para pimpinan DPR itu “masih mencari bentuk”. “Sehingga kalau ada salah kata atau salah langkah, dengan segala kerendahan hati mohon dimaafkan,” kata dia.

Sebelumnya, foto Ketua DPR Setya Novanto bertemu dengan kandidat calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump beredar di sejumlah media asing sejak Kamis (3/9/2015).

Dalam akhir konferensi pers, Trump memperkenalkan Setya Novan0to kepada publik. Novanto dilaporkan hadir di acara itu bersama dengan rombongannya, termasuk Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.

Menurut keterangan Kesekjenan DPR, Setya Novanto bersama Fadli Zon mengikuti agenda sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union (IPU) di New York yang diagendakan berlangsung dari tanggal 31 Agustus hingga 2 September 2015.

Sementara itu beberapa anggota DPR melaporkan tindakan Novanto dan Fadli Zon itu ke MKD, mereka antara lain para politikus fraksi PDI Perjuangan yaitu Diah Pitaloka dan Adian Napitupulu. Selain itu ada Akbar Faisal (F-Nasdem), dan Maman Imanulhaq (F-PKB).

Dalam laporan pengaduannya, beberapa anggota DPR menilai Novanto dan Fadli Zon melanggar Tata Tertib DPR RI No. 1 Tahun 2015, misalnya Bab II bagian kedua integritas.

Sementara, Setya Novanto dalam wawancara yang disiarkan TVOne mengatakan dalam pertemuannya dengan Donald Trump tak ada unsur dukung mendukung apa pun.

“Saat itu Trump sedang mengadakan konferensi pers yang bukan terkait pilpres (AS). Dia menarik saya untuk diperkenalkan, tidak ada dukungan sama sekali dengan Donald Trump. Bertemu bukan untuk dukung mendukung tapi silaturahmi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya