SOLOPOS.COM - Anak-anak Palestina berfoto di depan Dome of the Rock, yang dikenal sebagai Haram al-Sharif atau Temple Mount, Yerusalem, 4 Oktober 2014 lalu. (JIBI/Solopos/Reuters/Ammar Awad)

Kedubes Indonesia untuk Palestina tak akan dipindahkan dari Ramallah ke Yerusalem Timur yang masih dikuasai Israel.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia AM Fachir menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia belum berencana memindahkan Konsul Kehormatan dari Ramallah, Palestina, ke Yerusalem Timur sebagaimana yang akan dilakukan Turki.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

“Kita agak berbeda dengan Turki, karena kita tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Jadi bagaimana kita mau memiliki di sana, tidak mungkin. Tepi Barat kan masih di bawah pendudukan dan administrasi Israel,” tutur Fachir saat ditemui di Jakarta, Selasa (19/12/2017).

Karena kendala administratif itu, hingga saat ini Konsul Kehormatan RI masih akan berada di Ramallah. Kota tersebut masih menjadi kota pemerintahan resmi Palestina.

“Karena statusnya harus dinegosiasikan, kita juga harus bertindak sesuai dengan Dewan Keamanan PBB. Di saat yang sama ada imbauan seperti itu [memindah perwakilan]. Tapi bagi kita itu agak susah, karena kita berbeda dengan negara-negara yang sudah punya hubungan diplomatik dengan Israel,” ucapnya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berencana melakukan tindakan balasan atas tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem. Jika Trump akan memindahkan Kedutaan Besarnya untuk Israel ke Yerusalem, Erdogan juga akan memindahkan kedutaan besarnya untuk Palestina ke Yerusalem Timur.

Pada Minggu (17/12/2017), Presiden Erdogan kembali menegaskan keinginan Turki untuk membuka kedutaan besar di Yerusalem Timur, yang diakui sebagai Ibu Kota Palestina oleh para pemimpin Islam melalui KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

“Kami sudah mengumumkan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Negara Palestina, tapi kami belum bisa membuka kedutaan besar kami di sana sebab Yerusalem saat ini berada di bawah pendudukan,” kata Erdogan.

Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menilai negara-negara di seluruh dunia memiliki utang kepada Palestina untuk membantu mencapai kemerdekaan penuh atas penjajahan yang dilakukan oleh Israel.

“Pada tahun 1945 hanya ada sekitar 50 negara merdeka di dunia, tapi sekarang sudah 193 atau hampir empat kali lipatnya. Tapi hanya satu yang belum merdeka, siapa? Palestina,” tutur Dino dalam sebuah kegiatan diskusi politik internasional di Jakarta, Jumat (15/12/2017).

Menurut mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu, status Palestina yang menjadi satu-satunya negara yang belum merdeka harus menjadi tanggung jawab bersama kalangan internasional untuk membantu negara tersebut memperoleh kemerdekaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya