SOLOPOS.COM - Pekerja sedang melakukan pengeprasan bukit di sekitar lokasi penemuan gua baru di sekitar Objek Wisata Gua Pindul, Jumat (6/12/2013). Sementara gua masih dipasang police line. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Kecelakaan di Gunungkidul ini kembali terjadi di dalam gua. Seorang kakek pekerja proyek di kawasan Pindul jadi korbannya.

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Satu dari tujuh orang warga Dusun Seropan, Karangmojo, Bejiharjo, tewas akibat tertimpa batu saat mengeruk sebuah gua di Bukit Ngembong, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, Senin (14/9/2015) pagi.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Berdasarkan keterangan seorang warga, Cipto Suratno, Senin, warga yang tewas akibat tragedi tersebut adalah Joparto, kakek berusia 70 tahun. Ia dan keenam rekan kerjanya mengeruk gua untuk menjadi sebuah objek wisata baru di kawasan Gua Pindul.

Salah seorang saksi yang merupakan cucu korban dan ikut masuk ke dalam gua, Eko Rudianto, mengatakan ia dan kakeknya, bersama lima orang lainnya [Sukiswanto, Kasno, Bambang, Kemi, dan Darmi] masuk ke dalam goa untuk melakukan pembersihan. Saat tanah yang ada di bawah batu sedang diambil, batu tiba-tiba runtuh dan menimpa Joparto.

“Melihat kakek saya tertimpa batu, saya langsung meminta tolong kepada warga, sekitar 20 orang warga bersama-sama melakukan evakuasi. Kakek langsung dilarikan ke Rumah Sakit Panti Rahayu, Kelor, namun sudah meninggal,” terangnya.

Awalnya, lokasi tersebut akan digunakan untuk parkir. Namun karena warga menemukan lorong yang diduga goa, lorong itu kemudian dikeruk. Proyek pengerukan gua tersebut sudah berlangsung sejak setahun lalu.

“Kamis lalu, sudah ada tanda jika batu tersebut akan runtuh, posisi tanah ada di bawah batu [tanah menutupi batu]. Batu tiba-tiba jatuh dan menimpa tubuh Joparto, ia mengalami luka di tubuhnya, dan meninggal di lokasi,” tuturnya.

Setelah kejadian, korban kemudian dibawa ke rumah sakit, dan selanjutnya diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

Pada kesempatan yang sama, Kapolsek Karangmojo, AKP Iriyanto, menjelaskan sampai saat ini pihaknya meminta keterangan kepada warga yang ikut melakukan pengerukan bersama Joparto sebagai saksi. Keterangan para saksi ini diperlukan untuk mengetahui kronologis, mengenai siapa yang bertanggung jawab penambangan tersebut. Joparto menjadi satu-satunya korban tewas karena tertimpa batu.

“Gua ditutup untuk waktu yang belum ditentukan, selama proses penyelidikan dilakukan. Kami juga perlu mengetahui apakah pengerukan goa memiliki izin atau tidak,” jelasnya.

Penutupan lokasi kejadian dengan garis polisi juga untuk mengantisipasi ambrolnya tanah di sekitar goa, agar tidak membahayakan warga. Karena kondisi tanah masih labil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya