SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — PT Freeport Indonesia perlu memastikan standard operation procedure (SOP) dalam aktivitas pertambangan selanjutnya setelah insiden kecelakaan di area tambang yang kembali terjadi pada hari Minggu (1/12/2013).

Guru Besar Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB), Ridho Wattimena, mengatakan SOP yang diperhatikan sebaiknya menyangkut beberapa segi perbaikan tambang, teknis, operasional, serta manajerial. Dia menambahkan, tambang bawah tanah di area Deep Ore Zone (DOZ) sebenarnya masih layak jika memperhatikan prosedur-prosedur tersebut.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Sebenarnya Freeport secara umum mengikuti SOP, mungkin yang perlu dipastikan apakah sudah diikuti dengan patuh,” ujarnya, Senin (2/12/2013).

Insiden yang mengorbankan seorang karyawan perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu merupakan kejadian kedua di area yang sama di tahun ini. Sebelumnya, kecelakaan longsoran lumpur bijih basah (wet muck) juga terjadi di DOZ pada 31 Mei. Dari kecelakaan tersebut, seorang karyawan Freeport meninggal dunia.

Total keseluruhan kecelakaan di lokasi tambang Freeport sebanyak tiga insiden tahun ini. Meski kecelakaan di DOZ memakan korban, VP Corporate Communications Freeport Daisy Primayanti menyatakan kegiatan operasional pertambangan di lokasi bawah tanah tersebut tetap berjalan setelah ditutup sementara. “Kegiatan operasional saat ini sudah dibuka,”ujarnya.

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Achmad Ardiyanto, mengatakan kebijakan operasional dan prosedur di DOZ sebaiknya diteliti oleh tim investigasi terlebih dahulu. Dia menambahkan terdapat dua prosedur yang harus diperhatikan dan terpenuhi dalam penyelidikan lokasi tambang. “Pertama mengenai standar pekerjaan teknis dan kedua standar pengerjaan berdasarkan instruksi pekerjaan,” katanya.

Standar pekerjaan teknik mencakup asesmen dan kalkulasi teknis. Di sisi lain, standar pengerjaan mencakup bagaimana cara mempekerjakan lokasi pertambangan.

Sebelumnya, laporan final mengenai insiden area pelatihan tambang Big Gossan yang diterima oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan Freeport akan menambahkan parameter kendali batuan tambahan untuk meningkatkan kualitas penyanggaan.

Terkait dengan kecelakaan di DOZ, korban yang meninggal karena tertimpa bongkahan batu yang meluncur dari saluran curahan bijih (ore chute). Batu tersebut menimpa kendaraan ringan yang dikendarai dua orang karyawan Freeport. Korban yang selamat saat ini masih berada di Rumah Sakit Tembagapura.

Kecelakaan di lokasi pertambangan Freeport tahun ini diawali dengan peristiwa Big Gossan yang terjadi pada 14 Mei. Dari kecelakaan tersebut, 28 orang meninggal dunia.

Freeport sempat menghentikan kegiatan tambang di pertambangan terbuka maupun di bawah tanah. Karena pemberhentian operasi dua lokasi tambang, perusahaan mengalami penurunan produksi 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya