SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kebijakan ekonomi diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan keempat

Harianjogja.com, JOGJA- Kondisi pertumbuhan ekonomi di DIY diprediksi baik pada triwulan keempat 2015 ini. Kondisi tersebut tidak lepas dari semakin besarnya dana realisasi pencairan Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) dan adanya kucuran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari pemerintah.

Promosi Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat tapi Prospektif

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY, Arief Budi Santoso, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membawa pengaruh negatif ke sektor usaha dan industri di Jogja.

Sektor terdampak, katanya, didominasi oleh industri yang memanfaatkan bahan baku impor untuk kemudian dijual dalam kurs Rupiah, seperti tekstil. Sebab, harga kapas yang naik meningkatkan biaya produksi.

“Sejauh ini mereka masih bisa bertahan meskipun harus menurunkan margin pendapatannya. Tapi, kami juga berharap kondisi ini bisa segera up [bangkit] lagi dalam waktu segera,” kata Arief, Minggu (4/10/2015) di sela-sela kegiatan workshop Jurnalistik Wartawan Bisnis DIY-Jawa Tengah di Kaliurang.

Meski begitu, Arif menilai secara umum geliat perekonomian DIY masih terus tumbuh positif. Proyek-proyek bersumber dana dari APBN sudah mulai berjalan aktif dan pencairan dananya terus meningkat. Di samping itu, pemerintah juga sudah mengucurkan kembali dana KUR dalam jumlah besar dan disalurkan melalui perbankan. Hal ini diharapkannya bisa segera merangsang perekonomian rakyat dengan adanya dana perkreditan.

Pihaknya optimistis, pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan III-2015 hingga akhir tahun nanti bisa berada di level 4,7-5,1%. Angkanya bisa lebih tinggi jika dibanding pertumbuhan pada triwulan II-2015 yang hanya berada di kisaran 4,72%. Sementara untuk inflasi, pihaknya berharap bakal terjaga di angka yang sama dengan inflasi September sebesar 0,04%.

“Beberapa kelompok pengeluaran kemarin sempat naik namun komoditas volatile (kelompok bergejolak) masih terjaga di harga rendah saat ini. Harapan kami, inflasi nantinya juga tetap terjaga di angka itu,” kata Arief.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor barang asal DIY yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada Agustus 2015 sebesar US$30.109.500 atau naik sebesar 16,48% dibanding bulan sebelumnya yang hanya senilai US$25.848.605. Angka ini juga terbilang lebih tinggi 21,30% dibanding Agustus 2014 yang tercatat senilai US$24.822.208.

Komoditas utama ekspor pada Agustus 2015 adalah produk pakaian jadi bukan rajutan yang mencapai 47,89%. Diikuti perabot, penerangan rumah sebesar 8,95% dan barang-barang dari kulit sebesar 8,18%. Dari sepuluh komoditas utama, komoditas dengan nilai ekspor terendah sebesar 1,92% adalah komoditas Kertas/Karton. Perubahan nilai ekspor menurut komoditas pada bulan Agustus 2015 dibandingkan Juli 2015 mengalami kenaikan sebesar 16,48%.

“Dari sepuluh komoditas utama, sembilan komoditas mengalami kenaikan.Tiga komoditas dengan kenaikan terbesar adalah Kertas/Karton sebesar 241,06 persen, Tutup kepala sebesar 125,01 persen dan Mesin/peralatan listrik sebesar 71,77 persen,” kata Kepala BPS DIY, Bambang Kristianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya