SOLOPOS.COM - Puluhan pekerja pabrik di Desa Butuh, Mojosongo, keluar dari pabrik saat pergantian shift kerja, Rabu (11/12/2013) sore. Kawasan industri di Boyolali masih rawan macet karena infrastruktur jalan yang belum memadai. ( Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

 Puluhan pekerja pabrik di Desa Butuh, Mojosongo, keluar dari pabrik saat pergantian shift kerja, Rabu (11/12/2013) sore. Kawasan industri di Boyolali masih rawan macet karena infrastruktur jalan yang belum memadai. ( Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)


Puluhan pekerja pabrik di Desa Butuh, Mojosongo, keluar dari pabrik saat pergantian shift kerja, Rabu (11/12/2013) sore. Kawasan industri di Boyolali masih rawan macet karena infrastruktur jalan yang belum memadai. ( Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Jalur di sejumlah kawasan industri di Boyolali rawan macet. Meningkatnya investasi di sektor industri dinilai belum diikuti dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Seperti di Desa Butuh, Kecamatan Mojosongo. Sekretaris Desa (Sekdes) Butuh, Kecamatan Mojosongo, Wasis, menyampaikan di kawasan Butuh berdiri sejumlah pabrik yang berlokasi di satu jalur.  Kebetulan, Desa Butuh dilewati jalan kabupaten yang menghubungkan wilayah Sudimoro, Teras dengan Kemiri, Mojosongo.

“Ini jalur ramai, di tambah tingginya mobilitas pekerja pabrik. Jalan di Desa Butuh ini akan macet total ketika pergantian shift pekerja pabrik,” kata Wasis, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, belum lama ini.

Dia menjelaskan, kemacetan jalan selalu terjadi pada pagi hari sekitar pukul 06.30 WIB hingga pukul 07.00 WIB. “Jam-jam tersebut adalah saat pergantian shift pabrik, saat anak-anak berangkat sekolah, pegawai berangkat kerja. Kendaraan akan membuat jalanan ini macet,” kata Wasis.

Selain pagi hari, kemacetan juga berulang pada sore hari yang juga terjadi pada saat pergantian shift pabrik.  Menurut dia, belum lama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melakukan pelebaran jalan di Butuh, Mojosongo.   “Sebenarnya sudah dilebarkan. Tapi hanya sekitar setengah meter. Jadi tidak signifikan mengurangi kemacetan.”

Randusari

Pihaknya berharap Pemkab memahami kondisi kemacetan ini sehingga bisa segera memberikan solusi. Dari pantauan Solopos.com, jalan-jalan di kawasan industri sangat sempit. Kemacetan juga dipicu karna di tepi jalan sudah berdiri warung-warung dadakan. Menurut Wasis, kondisi ini diperparah saat turun hujan.

“Sampah para pekerja pabrik dibuang sembarangan, dan biasanya akan menyumbat selokan dan membuat genangan di sepanjang jalan. Bahkan pernah kejadian derasnya air bah dari selokan membuat pagar salah satu pabrik di Butuh ini ambrol.”

Selain di Butuh, Kecamatan Mojosongo, di Desa Randusari, Kecamatan Teras juga berdiri sejumlah pabrik. Kemacetan tidak hanya terjadi saat pergantian shift pabrik, tetapi saat sejumlah kontainer keluar masuk pabrik.

Kepala Desa (Kades) Randusari, Teras, Satu Budiyono, mengatakan kemacetan di Randusari memang sering terjadi saat ada pergantian shift pekerja di pabrik Sari Warna (SWA). Terutama pada pukul 07.00 WIB dan sore sekitar pukul 16.00 WIB.  “Memang macet, tapi memang tidak terlalu parah. Biasanya, macet terjadi kalau alur kendaraan di pertigaan Randusari tidak lancar. Maka kami minta agar ada rambu-rambu lalu lintas di pertigaan randusari.”

Selain rambu-rambu lalu lintas, jelas Satu, jalan di Randusari juga ada rencana untuk dilebarkan. “Informasi dari Pemkab Boyolali memang akan dilebarkan dengan anggaran 2014-2015. Ini kan jalan kabupaten,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya