Solopos.com, JAKARTA — Pendeta Saifuddin Ibrahim menjadi perbincangan ramai di dunia maya setelah mengunggah video yang berisi permintaan kepada Menteri Agama untuk menghapus 300 ayat di dalam Alquran karena dinilai menjadi sumber kekerasan.
Siapakah Saifuddin Ibrahim? Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Kamis (17/3/2022), Saifuddin Ibrahim adalah seorang muslim yang berpindah keyakinan menjadi pemeluk agama Kristen pada tahun 2006 dan menjadi pendeta.
Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan
Sebelum berpindah keyakinan, Pendeta Saifuddin mengaku pernah mengajar di Pondok Pesantren Az Zaytun di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Pesantren ini merupakan usaha dari Yayasan Pesantren Indonesia (YPI), yang memulai pembangunannya pada 13 Agustus 1996.
Baca Juga: Menag Dipastikan Tak Kenal Saifuddin Peminta 300 Ayat Al-Quran Dihapus
Dalam videonya yang viral itu, Saifuddin menyebut pesantren Az Zaytun berpaham terorisme dan banyak pelaku aksi terorisme yang berasal dari pondok pesantren tersebut.
Meskipun menjadi pemeluk Kristen, keluarga Saifuddin tetap memeluk agama Islam. Bahkan sejak 2016 Saifuddin perang terbuka dengan salah satu anaknya, Saddam Husein.
“Dan beliau melakukan hal yang tidak terpuji, yaitu adalah menghina agama sebelumnya yaitu adalah Islam. Setelah masuk Kristen di tahun 2006, beliau pindah agama. Tetapi setelah pindah agama, beliau tidak hanya pindah agama saja tetapi mulai menjadi pendeta,” kata Saddam Husein, seperti dikutip Solopos.com dari kanal YouTube Sanihu Munir, Kamis.
Saddam Husein pernah menerbitkan sebuah buku yang berjudul Wahai Ayahku Bertaubatlah. Buku itu dibuatnya sebagai balasan dari buku karangan Saifuddin Ibrahim yang diterbitkan sebelumnya dengan judul Wahai Anakku Bertaubatlah.
Baca Juga: Ini Kata Ustaz Yusuf Mansur Soal Pendeta Minta 300 Ayat Alquran Dihapus
Menurut Saddam Husein, buku yang ditulis ayahnya itu berisi hasutan yang sangat berbahaya.
“Ini buku beliau di halaman 30 isinya semuanya hancur semua. Betapa buku ini melakukan pelecehan yang luar biasa terhadap Islam dan judul buku ini lebih kontroversi,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, nama Saifuddin Ibrahim mendadak menjadi perbincangan publik setelah pernyataan kontroversialnya viral di media sosial.
Baca Juga: Polisi Tangani Video Viral Pendeta Minta 300 Ayat Alquran Dihapus
Saifuddin meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Alquran karena dianggap menjadi sumber kekerasan.
Tidak hanya itu, pria paruh baya itu juga kerap memproduksi konten-konten sensitif yang kerap memojokkan agama tertentu, yang diunggahnya di kanal Youtube.