SOLOPOS.COM - Hamzah Haz (kiri) (JIBI/Solopos/Antara)

Kasus suap Kyai Fuad terus bergulir. Di antara orang-orang yang menjenguk Fuad Amin di Rutan KPK, ada mantan Ketua Umum PPP, Hamzah Haz.

Solopos.com, JAKARTA — Mantan Ketua Umum DPP PPP, Hamzah Haz membantah bahwa dirinya terlibat serta dalam perkara dugaan tindak pidana suap jual beli gas alam untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur, Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Dalam kasus itu, KPK telah menetapkan mantan Bupati yang kini menjadi Ketua DPRD Bangkalan, Fuad Amin Imron, sebagai tersangka. ?”Oh saya tidak tahu kalau itu, tidak tahu,” tutur Hamzah di Gedung KPK Jakarta, Kamis (8/1/2014).

Kendati demikian Hamzah Haz mengaku bahwa dirinya memiliki hubungan cukup dekat dengan Fuad Amin. Pasalnya, orang tua Fuad Amin dan Hamzah Haz pernah saling membantu pada saat Hamzah masih di DPR. Saat ini, mereka menjadi besan.

“Orang tuanya dulu adalah sahabat saya, banyak membantu saya di DPR dan juga waktu saya menjadi Ketua Umum PPP, jadi saya wajib datang,” kata Hamzah.

Karena itu, pada Kamis (8/1/2014), Hamzah Haz menjenguk Fuad Amin yang ditahan di Rutan KPK karena terlibat kasus suap itu. “Mau menjenguk Pak Fuad, Pak Fuad itu masuk keluarga besar saya,” kata Hamzah.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, Ketua DPRD Bangkalan, Jawa Timur, Fuad Amin Imron, diduga menerima suap dari PT Media Karya Sentosa (MKS) terkait jual beli gas alam yang bermitra dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Bangkalan, PD Sumber Daya. Aliran gas alam yang diterima PT MKS disuplai oleh PT Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore.

KPK meyakini bahwa suap yang diberikan Direktur PT MKS, Antonio kepada Fuad terjadi sejak Fuad masih menjabat sebagai Bupati Bangkalan pada 2007. Pada saat itu, Tri masih menjabat sebagai bos PT Pertamina EP.

PT Media Karya Sentosa (MKS) sendiri merupakan mitra perusahaan daerah Kabupaten Bangkalan, PD Sumber Daya, dalam menyalurkan gas hasil pembelian dari PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore untuk pembangkit listrik tenaga gas di Gili Timur Bangkalan dan Gresik.

Direktur PT MKS Antonio, Bambang Djatmiko, diduga menyuap Fuad terkait jual-beli gas alam dari PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore oleh PT MKS yang bermitra dengan PD Sumber Daya. Gas itu seharusnya dialirkan untuk pembangkit listrik, salah satunya untuk PLTG Gili Timur di Bangkalan.

Namun, gas tersebut diduga tidak pernah sampai ke PLTG itu. Pembangkit listrik diduga tak pernah mendapat aliran gas, tetapi PT MKS terus mendapatkan kontrak pembelian.

Fuad Amin yang pernah menjadi Bupati Bangkalan menerima jatah uang terima kasih. KPK menangkap Fuad pada Selasa (2/12/2014) dini hari di rumahnya di Bangkalan. Saat penangkapan, KPK juga menyita tiga koper besar berisi uang lebih dari Rp 3 miliar yang diduga suap dari PT Media Karya Sentosa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya