SOLOPOS.COM - Suasana salah satu bagian Rumah Sakit Sumber Waras di Jakarta, Senin (18/4). Rumah sakit ini menjadi polemik pascamengemukanya laporan BPK atas Laporan Keuangan DKI Jakarta 2014 soal pembelian tanah Yayasan Kesehatan Sumber Waras yang dituding merugikan keuangan negara karena dianggap BPK terlalu mahal. (JIBI/Solopos/Antara/Reno Esnir)

Kasus RS Sumber Waras terus jadi polemik. Kunjungan Fadli Zon mengungkapkan dokumen menunjukkan lahan itu berada di Jl. Kyai Tapa, seperti keyakinan Ahok.

Solopos.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok seakan tutup mulut. Saat ditanya terkait perkembangan kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, Ahok enggan berkomentar.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

“Tidak usah ngomong itu lah. Sumber Waras sudah terlalu banyak. Orang mau fitnah-fitnah aja terus. Silakan dia fitnah, nanti kan juga malu sendiri,” ujar Ahok, Selasa (19/4/2016), seperti dilaporkan Bisnis/JIBI.

Bahkan akhir-akhir ini marak berbagai tudingan yang ditujukan untuk Ahok, mulai dari kasus RS Sumber Waras dan juga polemik reklamasi Teluk Jakarta.

Tak berhenti di situ saja, bahkan ada yang menyebut bahwa adiknya sebagai notaris. Selain itu, disebutkan bahwa pemilik RS Sumber Waras, Kartini Muljadi, adalah saudara istrinya. Mendengar hal tersebut, Ahok menampik dan mengatakan semuanya fitnah.

“Adik saya itu pengacara, bukan notaris. Mau fitnah itu agak cerdas sedikit fitnahnya. Adik saya bukan notaris, yang notaris itu Bu Kartini Muljadi, yang katanya saudara bini gua. Saudara dari Adam-Hawa kali,” ujar Ahok.

Untuk kesekian kalinya, Ahok menegaskan kepada media bahwa dia sudah enggan berkomentar mengenai polemik RS Sumber Waras, apalagi perseteruannya dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Sebenarnya, polemik kasus RS Sumber Waras mulai menunjukkan titik terang dengan kunjungan Wakil Ketua DPR Fadli Zon ke lokasi di Jakarta Barat. Fadli Zon sempat berdiskusi dengan Dirut RS Sumber Waras Abraham dan berbagi pendapat.

“Banyak orang yang tidak tahu bahwa memang rumah sakit ini masih operating. Masih banyak bangunan-bangunan yang ada di dalamnya. Akses jalan di depan ini cuma satu itu karena dikelilingi yang lainnya itu oleh rumah-rumah penduduk,” jelas Fadli di lokasi, Senin (18/4/2016).

Namun, salah satu temuan penting adalah soal alamat RS Sumber Waras yang menjadi sumber perbedaan nilai jual objek pajak (NJOP) dan perdebatan soal kerugian negara. Dia menemukan PBB lahan itu berdasarkan alamat di Jl. Kyai Tapa.

“”Nah tetapi di PBB nya masih satu di Jl. Kyai Tapa, gitu ya. Ini PBB nya belum dipecah seharusnya PBB dipecah sehingga karena dua kepemilikan yang berbeda. Walaupun masih ada perbedaan-perbedaan pendapat soal itu. Dari pihak rumah sakit mengatakan lahannya masih milik rumah sakit. Kalau ada 2 sertiikat biasanya ada 2 PBB,” katanya dikutip Solopos.com dari Detik.

Menurut Fadli, masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan dulu dan harus diverifikasi terkait Sumber Waras. Misalnya soal yang namanya PBB, menurut Fadli, ada dua kepemilikan yang berbeda antara kepemilikan yang SHM Shing Ming Hui, satu lagi kepemilikan dari Yayasan Kesehatan Sumber Waras yang merupakan hak guna bangunan.

“Nah memang secara dokumen itu memang ada di Kyai Tapa, tapi secara fisik saya melihat jalannya bukan di Jl. Kyai Tapa, lahan yang dibeli oleh Pemprov DKI itu. Karena masuknya dari Jl. Kyai Tapa. Itu bisa dilaksanakan kalau memang ada kerja sama antara Sumber Waras yang dimiliki oleh Yayasan Shin Ming Hui atau Yayasan Kesehatan Sumber Waras,” tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya