KASUS PENCUCIAN UANG : Kepemilikan Mobil dan Motor Mewah Wawan Ditelusuri

Solopos.com, JAKARTA--Kepemilikan mobil dan motor mewah tersangka kasus pencucian uang di proyek pengadaan alkes Tangsel dan Banten Tb Chaeri Wardhana alias Wawan, terus diusut intensif oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Beberapa saksi yang dipanggil untuk diperiksa adalah dari pihak dealer kendaraan bermotor, tempat Wawan membeli puluhan kendaraan bermotor mewahnya itu.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Kali ini, giliran sales Manager Auto One Super Garage, Muliawan Kamal dan pegawai PT Astra Sedaya Finance, Riadi Prasodjo yanh diperiksa KPK terkait kepemilikan kendaraan mewah Wawan.

Kepala Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha membenarkan pemeriksaan keduanya untuk kasus tindak pidana pencucian uang yang disangkakan kepada Wawan, selain kasus suap dan kasus korupsi. “Untuk kasus TPPU,” ujar Priharsa.

Kemarin, KPK juga memeriksa dealer lainnya yaitu Direktur Tanda Motor, Ali Muhammad, Manajer Keuangan PT Mabua Harley Davidson, bernama Teddy dan pegawai PT Eurokars Chrisdeco Utama, Edhy Lutfi.

Pemeriksaan dilakukan karena KPK menduga pembelian mobil dab motor mewah itu menggunakan uanh hasil korupsi, yang disamarkan sumbernya. Karena itu, Wawan sengaja menyamarkannya dengan membeli puluhan mobil dan motor mewah.

Selain kendaraan bermotor, Wawan juga diduga mencuci uangnya melalui pembelian aset tanah dan rumah, yang berada di Banten, Bali, dan berapa wilayah lainnya. KPK memfokuskan pembelian aset Wawan yang dilakukan sebelum tahun 2010.

Dalam kasus pencucian uang, adik kandung Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah itu disangkakan pasal 3 dan 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Selai itu, Wawan juga diduga melanggar Pasal 3 ayat 1 dan atau Pasal 6 ayat 1 serta UU Nomor 15 Tahun 2002 sebagaimana diubah UU Nomor 25 Tahun 2003 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU.