SOLOPOS.COM - Foto Angeline yang beredar di media sosial (Istimewa/Twitter)

Kasus pembunuhan Angeline membuat Margriet Megawe divonis seumur hidup. Kutukan ibu kandung Engeline, Hamidah, muncul spontan.

Solopos.com, DENPASAR — Ibu kandung Engeline (Angeline), Hamidah, mengaku tak puas dengan putusan Pengadilan Negeri (PN) Denpasar yang memvonis Margriet Megawe dengan hukuman penjara seumur hidup, Senin (29/2/2016). Hamidah menginginkan ibu angkat Engeline itu dihukum mati.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Bahkan, secara emosional saat diwawancarai Kompas TV di PN Denpasar, Hamidah mengutuk pelaku dan pembelanya. Kebetulan saat itu, Hamidah duduk di posisi yang cukup dekat dengan tim kuasa hukum Margriet yang dipimpin Hotma Sitompul.

“Pembunuh saja masih dibela, semoga anak-anak mereka mengalami hal yang sama. Orang bangsat itu semua,” kata Hamidah yang didampingi aktivis Komnas Perlindungan Anak (PA), Arist Merdeka Sirait. Saat ditanya komentarnya soal rencana Hotma cs mengajukan banding, Hamidah hanya berkata, “saya minta semoga MA menghukumnya mati.”

Sebelumnya, di lokasi yang sama, Hotma menyatakan alasannya mengajukan banding terhadap putusan hakim PN Denpasar. Dia menyebut putusan terhadap Margriet jauh dari rasa keadilan dan tak melihat bukti-bukti di persidangan.

“Dari mana hakim menyimpulkan Agus menggali kuburan. Dia bilang Agus menggali lubang tanah, di persidangan, Agus dan Margiret mengatakan lubang itu untuk diambil tanah untuk menutup kotoran ayam,” katanya dalam wawancara yang ditayangkan live di Kompas TV, Senin.

Hotma menyebut tak ada bukti empiris yang menunjukkan Margriet membunuh Engeline, atau membenturkan kepala ke tembok seperti keterangan di pengadilan selama ini. Dia menyebut semua itu hanya asumsi. Baca juga: Margriet Divonis Penjara Seumur Hidup, Pengacara Banding.

“Apa hubungan [lubang] dengan Margriet, dengan [perbuatan] membunuh? Mana saksinya? mana buktinya? Ada lubang, diasumsikan mengubur mayat, apa buktinya untuk mengubur mayat?” ujarnya. “Bayangkan Margriet bilang, ‘yuk kita rayakan ulang tahun [Engeline], kemudian dikaitkan Margriet membunuh. Orang berencana merayakan ulang tahun anaknya, kok kemudian diasumsikan membunuh.”

Selain itu, dia menggunakan fakta 31 luka di tubuh Engeline dengan tuduhan terhadap Margriet. “Ibu itu memukul sekali. Pertanyaannya, sekali pukul kenapa bisa menyebabkan 31 luka? Kenapa Agustae tidak dicurigai?” katanya yang disusul suara protes di belakang.

“Kenapa marahnya sama kita, kenapa sama Margriet? Padahal Agustae yang mengaku,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya