SOLOPOS.COM - Ilustrasi garis polisi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Kasus narkoba berujung serangan balik bandar narkoba di Matraman. Sebelum polisi diserang bandar, muncul kode suara yang diikuti pengeroyokan.

Solopos.com, JAKARTA — Rumah yang digerebek aparat Polsek Senen terkait kasus narkoba di Jl. Slamet Riyadi 4, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, Selasa (19/1/2016) malam ini dijaga ketat oleh polisi. Penggerebekan berdarah yang menyebabkan meninggalnya Bripka Taufik Hidayat itu juga mengundang pertanyaan soal perencanaan dan koordinasi.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Saat penggerebekan terjadi, Senin (18/1/2016) sore, polisi mendatangi rumah milik Yolanda yang dikenal sebagai Mama Yola dengan kekuatan sembilan orang. Sebagian polisi masuk ke dalam rumah sebagian berjaga di luar. Di dalam, polisi menemukan dua orang yang sedang makan di lantai bawah rumah, dan ada satu orang lain yang diduga sedang menggunakan narkoba di lantai atas.

Laporan reporter Kompas TV, Selasa malam, berdasarkan informasi di Kebon Manggis, menunjukkan ada suara kode yang disebutkan oleh seseorang di rumah itu. Seketika setelah kode itu keluar, ada 15 orang yang mengeroyok para polisi yang sedang bertugas tersebut. Baca: Polisi Tewas Diserang Bandar Narkoba, Buwas: Jangan Underestimate Sama Pelaku!

“Saat masuk rumah, [polisi] ketemu laki-laki lalu dirantai, kemudian Bripka Taufik ke lantai dua, ketemu dua orang yang kemudian lari dengan melompat ke Kali Ciliwung,” kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Eko Daniyanto, via telepon yang ditayangkan Kompas TV, Selasa malam.

Eko juga menjelaskan mengapa aparat Polsek Senen, Jakarta Pusat, yang justru melakukan penggerebekan di Matraman, dan bukan Polsek Matraman. Penggerebekan ini tak lepas dari penangkapan sebelumnya oleh Polsek Senen beberapa waktu lalu. Orang ini mengaku telah mendapatkan narkotika dari seseorang bernama Yolanda atau Mama Yola.

Maka, aparat Polsek Senen pun memutuskan untuk memburu Yola ke rumahnya di Kebon Manggis, Matraman, yang tepat berada di tepi Sungai Ciliwung itu, Senin. “Setelah rapat di polsek, pukul 15.00 WIB berangkat ke TKP, dipimpin Kanit Hariadi Prabowo. Dia bersama Bripka Taufik dan anggota lain. Setelah sampai, langsung gerebek,” kata Eko.

Keterangan ini juga menjelaskan mengapa polisi saat itu kalah jumlah dan mendapatkan serangan balik dari anggota bandar narkoba. Eko mengakui, anggota Polsek Senen yang terjun saat itu tak mengenal dengan baik medan di Kebon Manggis.

“Ketika datang, anggota Polsek [Senen] ini daerahnya di Jakarta Timur, jadi tak begitu kenal daerah itu. Seharusnya ketika mau gerebek daerah narkoba, harusnya minta tambahan kekuatan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya