SOLOPOS.COM - Polisi menjaga lokasi penggerebekan pelaku pengeroyokan polisi di Kawasan Tanah Tinggi, Senen, Jakarta, Jumat (22/1/2016). Salah satu pelaku pengeroyokan polisi di Kawasan Berlan, Rico, tewas tertembak setelah terjadi baku tembak dalam penggerebekan. (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A.)

Kasus narkoba kini tengah diusut kaitannya dengan terorisme.

Solopos.com, JAKARTA — Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Budi Waseso menyatakan pihaknya tengah mendalami kaitan antara peredaran narkoba dengan kegiatan terorisme. Menurut dia tak menutup kemungkinan uang hasil penjualan narkoba digunakan keperluan pendanaan aksi terorisme.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Namun untuk saat ini hal tersebut belum ditemukan. “Kalau hubungan langsung, belum ada, tapi kemungkinan ada hubungan bisa saja terjadi semacam pendanaan,” katanya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan, Selasa (26/1/2016).

Karena itu, sambung mantan Kabareskrim tersebut, perlu ada pembuktian tentang kaitan narkoba dengan pendanaan terorisme. Buwas menegaskan sekalipun tidak didanai narkoba, terorisme sangat mungkin didanai dari kegiatan ilegal lainnya.

“Belum pernah kami temukan. Masih kami dalami indikasi-indikasi dan informasi tentang hal itu,” kata pria yang akrab disapa Buwas tersebut.

Kekhawatiran adanya kaitan peredaran narkoba dengan terorisme menguat seiring Freddy Budiman dikait-kaitkan dengan ISIS. Freddy juga disebut-sebut dekat dengan terpidana terorisme Aman Abdurrahman. Cerita itu bermula saat Freddy yang jadi terpidana mati kasus narkoba dipindahkan ke Nusakambangan setelah diketahui masih mengendalikan bisnis haram itu di LP Cipinang.

Tapi rumor soal hubungan Freddy dengan Aman dan kemudian berikrar masuk ISIS itu ditepis pihak LP Cipinang. Freddy sama sekali tak bersentuhan dengan Aman. “Berdasarkan pengamatan kami, Freddy belum pernah satu blok, bahkan belum pernah satu Lapas dengan Aman Abdurrahman. Aman ini di Kembang Kuning dan Freddy di Batu, itu jaraknya 5-6 Km,” jelas Kepala Humas Ditjen PAS Akbar Hadi di Jakarta, Jumat (22/1/2016), dikutip Solopos.com dari Detik.

Aman disebut-sebut sebagai pemimpin tertinggi ISIS di Indonesia sekaligus ideolog. Di Nusakambangan, dia disebut-sebut memiliki kelompok sendiri. Menurut Akbar, pihaknya pernah menanyakan ke Freddy soal hubungan dia dengan Aman. “Freddy mengaku tidak kenal Aman,” tuturnya.

Akbar juga menambahkan sosok Freddy akhir-akhir ini memang lebih dekat dengan agama. Freddy mengisi hari dengan salat dan mengaji di LP Gunung Sindur. Masih menurut Akbar, pemindahan ini tak ada kaitan dengan kontak Freddy dengan napi terorisme di Nusakambangan. LP Gunung Sindur memiliki keamanan yang cukup.

Sementara menurut Kepala LP Gunung Sindurm Gumilar, Freddy Budiman banyak menghabiskan hari di sel, yaitu dengan olahraga, salat dan mengaji. “Penampilannya sudah berubah. Saya tanya soal PK juga dia kelihatannya sudah pasrah dengan hukuman mati,” tutup Gumilar. Sejak Desember 2015 Freddy di LP Gunung Sindur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya