SOLOPOS.COM - Waryono Karno (JIBI/Bisnis/dok)

Kasus korupsi ESDM disidangkan di pengadilan Tipikor Jakarta.

Solopos.com, JAKARTA – Eks Sekretaris Jendral ESDM Waryono Karno terlihat terisak saat membacakan nota pembelaan pribadinya hari ini, Rabu (9/9/2015), di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Saya sedih melihat pemberitaan media massa. Selama ini saya dididik keluarga untuk taat hukum,” ujar Waryono saat membacakan pembelaan pribadinya.

Menurut Waryono, dia dan istrinya merasa cukup untuk hidup sehari-hari secara sederhana tanpa harus menggadaikan jabatan demi uang haram.

Sebelumnya, terdakwa Waryono Karno dituntut hukuman 9 tahun penjara dikurangi masa tahanan, denda Rp200 juta, subsider 6 bulan penjara, serta uang pengganti sebesar Rp150 juta oleh Jaksa Penuntut Umum KPK Fitroh Cahyanto.

Hal yang memberatkan, terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan korupsi.

Sementara itu, beberapa hal yang meringankan terdakwa antara lain bersikap sopan selama persidangan, sudah berumur, dan hanya menikmati Rp150 juta dari total kerugian yang dialami negara.

Diketahui, Waryono Karno dikenakan tiga dakwaan. Pada dakwaan pertama, Jaksa mendakwa Waryono telah memperkaya diri sendiri, orang lain, dan korporasi. Atas perbuatannya itu, dia didakwa telah merugikan keuangan negara sebesar Rp11.124.736.447 (Rp11,1 miliar).

Pada dakwaan kedua, Waryono didakwa telah memberikan suap sebesar US$140 ribu kepada Sutan Bhatoegana selaku Ketua Komisi VII DPR.

Dakwaan ketiga, Waryono didakwa telah menerima gratifikasi berupa uang sebesar US$284.862 dan US$50.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya