SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya mengungkapkan bahwa dua orang yang sempat diperiksa dalam kasus penusukan jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah, Bekasi , ternyata hanya berprofesi sebagai pedagang sayuran. Keduanya kebetulan lewat di lokasi kejadian perkara (TKP) dan membawa senjata tajam.

Pendeta Luspida Simanjuntak dan majelis gereja Asia Lumbantoruan Sihombing mengalami kekerasan saat berangkat ke tempat peribadatan Minggu kemarin. Pendeta menderita luka memar sementara Asia menderita luka tusuk.

Promosi Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat tapi Prospektif

“Hasil pemeriksaan yang dilakukan tadi malam ternyata memang mereka tidak terkait dengan peristiwa yang terjadi. Mereka adalah pedagang sayuran yang kebetulan lewat di lokasi,” kata Kadiv Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Boy Rafli Amar, Senin (13/9).

Bagaimana bisa si pedagang sayur itu yang dibekuk. Polisi punya penjelasannya.  Segera sesudah penusukkan itu polisi melakukan razia terhadap semua orang yang lewat di lokasi kejadian. Tujuannya tentu saja mencari pelaku. Dalam razia itu polisi menemukan dua orang yang membawa pisau. Nah, mereka dicurigai dan dibawa ke kantor polisi.

Aparat kepolisian sejauh ini sudah meminta keterangan dari lima orang saksi. Kelima saksi tersebut berasal dari masyarakat sekitar dan jemaat HKBP sendiri.

Polisi, kata Boy, belum bisa mengaitkan persoalan penusukan jemaat HKBP dengan kegiatan ibadah di lokasi yang ditentang sejumlah kelompok masyarakat. Polisi hanya bisa melihat kasus tindakan itu sebagai tindak pidana kriminal yang dilakukan oleh sekelompok orang ketika berpapasan di tengah jalan.

Apakah terkait tidak dengan pembangunan rumah ibadat itu, “Perlu pemeriksaan pelaku  untuk memastikan maksud tujuan mereka melakukan itu,” kata Boy.  Tapi karena belum berhasil ditangkap. “Bersabarlah,” kata Boy.

Sementara itu, Kepala Polres Metro Bekasi Kombes Imam Sugiarto mengatakan pihaknya sudah memberi peringatan kepada jemaat untuk tidak beribadah, Minggu kemarin. “Karena potensi ancaman sangat kental,” kata dia.

Namun, jemaat bersikeras melakukan kegiatan ibadah. Menurut pengacara HKBP, Saor Siagian, kejadian ini malah makin memicu jemaat untuk terus melakukan ibadah.

vivanews.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya