SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Solopos.com, SEMARANG-Kumulatif jumlah pengidap HIV/AIDS di Jateng mulai 1993 sampai akhir September 2013 tercatat sebanyak 7.421 kasus.

Berdasarkan data Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Jateng, dari 7.421 kasus itu terdiri dari 3.983 Human Immuno Deficiency Virus (HIV) dan 3.438 Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS).

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

“Dari jumlah penderita HIV/AIDS tersebut tercatat 812 orang telah meninggal dunia,” kata Sekretaris I KPA Jateng, Suwandi Sawadi di Semarang, Minggu (22/12/2013).

Faktor penularan HIV/AIDS di Jateng, menurut dia, sebagian besar dikarenakan heteroseksual atau berhubungan seksual dengan lawan jenis mencapai sekitar 80%.

Dari jenis pekerjaan, kasus AIDS terbanyak pada kelompok wiraswasta sebesar 20,31%, kemudian ibu rumah tangga sebesar 18,62%, karyawan sebesar 14,42%, dan pekerja seks sebesar 7,13%.

”Dari data tersebut laki-laki berpotensi untuk menularkan HIV/AIDS, baik kepada pasangan tetapnya [istri] atau orang lain,” ungkapnya.

Kondisi ini, lanjut Suwandi, sangan mengkhawatirkan, karena penularan HIV/AIDS sudah masuk ke wilayah rumah tangga.
”Terbukti dengan banyaknya ibu rumah tangga terkena HIV/ADIS, ” imbuhnya.

Faktor lain yang cukup mempengaruhi perkembangan HIV/AIDS di Jateng yakni 4M man, money, mobile, dan macho yang biasanya dilakukan sopir truk dan pengusaha kaya yang mempunyai mobilitas tinggi perlu diwaspadai.

Sebab, mereka tidak menyadari dengan perilaku yang menyimpang sehingga akhirnya menularkan kepada isterinya.
”Peranan keluarga sangat strategis dalam membentuk karakter dan pribadi seseorang, karena tidak menampik kemungkinan bahwa apa yang menjadi latar belakang dari perbuatan seseorang adalah apa yang didapatkan dalam keluarga,” bebernya.

Di samping keluarga, menurut Suwandi, tempat kerja juga mempunyai peran vital dalam menanggulangi penyebaran dan efek dari pandemik HIV/AIDS.

Tempat kerja dapat memfasilitasi semua pekerjaan dalam mengakses edukasi, pengobatan, perawatan, kepedulian, dan dukungan.
”Diharapkan dengan semakin banyak perusahaan di Jateng yang peduli terhadap HIV/AIDS dapat mencegah epideminya,” ungkapnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng melalui KPA provinsi juga telah berupaya menekan terjadinya epidemik HIV/AIDS dan mencegah penyebaran ke populasi umum.

Gubernur selaku Ketua KPA Jateng pada 5 Mei 2006 bersama 10 bupati/walikota selaku Ketua KPA kabupaten/kota prioritas yakni Pati, Kendal, Batang, Tegal, Banyumas, Cilacap, Semarang, Salatiga, Solo, dan Kota Semarang telah membuat kesepakatan bersama dalam penanggulangan HIV/AIDS.

”Kami besok Senin [hari ini] akan menyelenggarakan rapat koordinasi pencegahan dan penanggulan HIV/AIDS dengan 35 kabupaten/kota se-Jateng di Gedung Bappeda Jateng Jl. Pemuda, Kota Semarang,” ujar Suwandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya