SOLOPOS.COM - Anggota Palang Merah Myanmar menyemprotkan disinfektan ke jalanan Myanmar untuk menangkal virus Corona (Detik.com/AFP/SAI AUNG MAIN)

Solopos.com, MYANMAR — Penduduk Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, diperintahkan Otoritas Myanmar untuk tetap di rumah saja, saat kasus Covid-19 mengalami lonjakan.

Hal ini menyusul banyaknya tenaga medis berunjuk rasa memprotes junta militer Myanmar. Seperti dilansir AFP, Jumat (2/7/2021), penduduk kota Mandalay dan dua kota lainnya di wilayah Bago menghadapi pembatasan baru. Melarang lebih dari satu orang keluar rumah untuk alasan non-medis.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Tidak ada batasan waktu untuk pemberlakuan aturan baru terkait Covid-19 yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan dan Olahraga pada Dewan Administrasi Negara — nama resmi pemerintah junta militer Myanmar.

Baca juga: Langka! Fosil Dinosaurus Ditemukan Utuh, Panjangnya Mencapai 8 Meter

Di bawah pembatasan terbaru ini terkait Covid-19, orang-orang Myanmar yang bepergian karena pekerjaannya terkait pemerintahan mendapat pengecualian. Demikian dikutip dari Detik.com.

Area yang terdampak pembatasan ini ditinggali lebih dari 2 juta orang, menurut sensus penduduk tahun 2014. Sejumlah area di wilayah Chin, dekat perbatasan India, telah terlebih dulu di-lockdown sejak Mei.

Pada Kamis (1/7) waktu setempat, otoritas Myanmar melaporkan lebih dari 1.500 kasus Covid-19 dalam sehari. Angka itu melonjak dari tambahan kasus harian yang mencapai 100 kasus per hari pada awal Juni.

Baca juga: AS Tawarkan Wisata Vaksinasi, Anda Berminat?

Sistem layanan kesehatan Myanmar berjuang untuk menghadapi kasus Covid-19. Bahkan sebelum kudeta dilakukan pada awal Februari lalu yang melengserkan pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Sebagian besar wilayah Myanmar berada di bawah lockdown sebagian sejak tahun lalu. Meskipun penerapannya lemah dengan banyak orang menghadapi pilihan sulit antara mematuhi aturan atau memberi makan keluarga mereka.

Sejak kudeta terjadi, ribuan dokter, relawan dan pegawai negeri bergabung gerakan pembangkangan sipil untuk memprotes rezim junta militer. Lebih dari 800 warga sipil tewas dalam penindakan tegas militer dan polisi Myanmar, sedangkan nyaris 6.500 orang ditangkap.

Myanmar sejauh ini melaporkan 3.347 kematian akibat Covid-19, meskipun angka sebenarnya diperkirakan lebih tinggi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya