SOLOPOS.COM - TEMPE BIJI KLUWIH—Mahasiswa FMIPA UNY Maisel Priskila Sisilia (kiri), Gama Setyoningsih (tengah) dan Dwi Irawati (kanan) menunjukan tempe berbahan baku biji kluwih yang dibungkus dengan daun pisang. (IST)

TEMPE BIJI KLUWIH—Mahasiswa FMIPA UNY Maisel Priskila Sisilia (kiri), Gama Setyoningsih (tengah) dan Dwi Irawati (kanan) menunjukan tempe berbahan baku biji kluwih yang dibungkus dengan daun pisang. (IST)

Krisis tempe yang terjadi perlu segera diatasi. Setidaknya dengan menyediakan bahan baku baru pengganti.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Trio mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta berusaha menyuguhkan alternatif baru lewat pembuatan tempe dari biji kluwih.

Belum lama ini, perajin tempe lokal mengeluhkan lonjakan harga kedelai yang disertai minimnya persediaan. Kekeringan yang terjadi di negara pengimpor, Brasil, dituding sebagai penyebab.

Persoalan klasik ini, dinilai mahasiswa FMIPA UNY, Gama Setyoningsih, Maisel Priskila Sisilia dan Dwi Irawati, perlu segera diatasi. Dari persoalan ini, ketiganya mulai melirik bahan baku alternatif yang murah dan mudah didapatkan.

“Kluwih sudah banyak dimanfaatkan tetapi bijinya baik sebagai produk pangan atau non-pangan belum banyak disentuh masyarakat,” ujar Gama di FMIPA UNY, pekan lalu. Menurut dia, biji kluwih ini belum banyak diolah lantaran masyarakat tidak mengetahui kandungan bahan pangan ini.

Adapun, uji laboratorium berhasil mendeteksi jika betem (biji kluwih) memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, yakni 64,965% sementara serat yang ada mencapai 8,196% dan 0,003%. Dari peluang ini, ketiganya menjajal melakukan penelitian berjudul Pemanfaatan biji kluwih sebagai bahan baku alternatif pembuatan tempe.

Tingginya kandungan karbohidrat memosisikan tempe betem sebagai dua jenis makanan, yakni lauk dan juga “nasi” pengganti. Dengan kata lain, orang yang menikmati tempe dari biji kluwih ini dapat merasa kenyang meski mengkonsumsi tanpa nasi.

Serat yang ada dalam betem mampu membantu seseorang dalam menjaga kesehatan. Termasuk pasien penyakit tertentu seperti penderita jantung koroner, tekanan darah tinggi, diabetes militus dan batu empedu.

“Secara keseluruhan, biji kluwih memiliki keseimbangan nutrisi, yakni ada karbohidrat, lemak, protein, mineral baik dan senyawa fenol yang mengakibatkan pencoklatan enzimatis,” imbuh Gama. Secara detil, dia menuturkan pembuatan tempe betem dimulai dari pemilahan biji kluwih berkualitas kemudian dikupas bagian luarnya dan dicuci bersih.

Selanjutnya betem harus direbus untuk memudahkan mengupas dari kulit bagian dalam. Gama menyampaikan proses berikutnya hampir sama dengan pembuatan tempe pada umumnya. Perajin tinggi memotong biji kluwih lalu mencampur dengan ragi. Setelah rata, baru adonan dibungkus dengan daun pisang lalu disimpan dlam wadah tertutup untuk proses fermentasi selama 36 jam.

“Setelah dua malam satu hari, tempe biji kluwih siap dikeluarkan dari wadah tertutup dan siap diolah seperti biasa,” papar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya