Karena Donald Trump, AS Tak Lagi Dipercaya di Timur Tengah

Keputusan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, AS kini tak lagi dipercaya di Timur Tengah.

Solopos.com, JAKARTA — Amerika Serikat dinilai mendiskualifikasi dirinya sendiri dari proses perdamaian Timur Tengah menyusul pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Hal ini disampaikan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas seperti dilansir Reuters, Jumat (22/12/2017). “Amerika bukan lagi mediator yang jujur dalam proses perdamaian ini. Kami tidak akan menerima rencana yang diajukan oleh Amerika Serikat,” kata Abbas di Paris.

Abbas Juga mengutuk ancaman yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menghentikan bantuan finansial kepada negara-negara yang berseberangan dengan Negeri Paman Sam tentang klaim Yerusalem sebagai ibu kota Israel di PBB.

Pada Kamis (21/12/2017), sebanyak 128 negara menyetujui resolusi PBB yang menentang pengakuan Donald Trump bahwa Yerusalem ibu kota Israel. Resolusi Majelis Umum PBB itu juga meminta Amerika Serikat membatalkan pengakuannya.

Sementara itu, Presiden Prancis mengatakan pihaknya tetap berkomitmen pada solusi dua negara di mana Palestina dan Israel bisa saling berdampingan dalam damai.

Sebelumnya, Trump mengancam akan menghentikan bantuan finansial ke negara-negara yang memilih mendukung rancangan resolusi PBB untuk menyerukan agar AS menarik keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Mereka menerima ratusan juta dolar dan bahkan miliaran dolar, kemudian mereka memberikan suara menentang kami. Kami akan memperhatikan suara-suara itu,” tegas Trump kepada awak media di Gedung Putih pada Rabu (20/12/2017).

Sebelumnya, Nikki Haley memperingatkan bahwa AS akan mencatat pihak manapun yang memberi suara untuk resolusi PBB dalam sidang istimewa darurat Majelis Umum PBB yang digelar Kamis (21/12/2017) waktu setempat.