SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

BEIJING--China menarik sebuah kapal perang ringan atau fregat dari kawasan Busung Half Moon di Spratly yang disengketakan dengan Filipina, Minggu (15/7/2012), setelah kandas saat berpatroli.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Insiden ini kembali memicu kekhawatiran lain terkait kebuntuan maritim di Laut China Selatan. Menurut juru besar Kedutaan Besar China, Zhang Hua, kapal perang itu mengalami rusak ringan dan akan ditarik ke pelabuhan terdekat untuk perbaikan.

Tidak ada awak kapal yang terluka dalam insiden itu dan kapal tak menumpahkan minyak apa pun saat terjebak di perairan dangkal tersebut. Kapal perang itu terjebak pada Rabu (11/7) malam di Busung Half Moon, sekitar 110 kilometer dari Provinsi Palawan, Filipina barat.

Insiden kandasnya fregat China tersebut mendorong Manila untuk mengirimkan dua kapal dan pesawat pengintai ke kawasan sengketa itu. Beijing menyatakan, kapalnya tengah melakukan patroli rutin saat terjadi insiden.

“Pada 15 Juli pukul 05.00, fregat yang kandas di perairan dekat Busung Half Moon berhasil ditarik keluar dengan bantuan tim penyelamat,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan China.

Laut China Selatan telah berpotensi menjadi titik nyala militer terbesar di Asia setelah Beijing mengklaim kedaulatan atas seluruh wilayahnya. Sikap ini telah memicu perlawanan dari Vietnam dan Filipina, serta tiga negara lain dalam upaya memanfaatkan cadangan minyak di kawasan itu yang diduga cukup besar.

Secara keseluruhan, terdapat tiga negara yang saling mengklaim kedaulatan atas kawasan perairan ini, yang merupakan isu sentral dalam pertemuan puncak regional ASEAN pekan lalu. Namun para anggota ASEAN gagal menyepakati pernyataan penutup, kali pertama dalam 45 tahun, menyusul tak ada kesepakatan terkait sengketa Laut China Selatan.

Kementerian Pertahanan Filipina mengkonfirmasi soal penarikan kapal China dan menegaskan masih ada sekitar enam kapal lainnya dari Angkatan Laut China yang kementerian pertahanan menegaskan kapal membumi dan sekitar enam kapal China lainnya terlihat di daerah tersebut. Manila mengklaim kawasan Busung Half Moon sebagai wilayahnya karena berada dalam 320 km zona ekonomi bahari ekslusif berdasarkan hukum internasional.

“Insiden di Busung Hasa Hasa membuat kita gelisah,” kata Rommel Banlaoii, direktur eksekutif Institut Perdamaian, Kekerasan dan Penelitian Terorisme Filipina, merujuk pada Busung Half Moon di Spratly.

“Saya pikir apa yang terjadi adalah kecelakaan, tapi kami tidak ingin kecelakaan seperti itu terjadi lagi karena bisa memicu sesuatu yang tidak diinginkan semua negara penuntut”, imbuhnya. Niken Ari Purwanti/Reuters

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya