Kabut asap Sumatra merupakan imbas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah setempat.
Solopos.com, JAKARTA – Kepolisian Daerah (Polda) Jambi mengandalkan pantauan satelit untuk memantau titik api pada kebakaran lahan gambut di wilayah setempat.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
“Titik api di Jambi secara kasat mata, api tidak ada. Karena jenis tanah gambut,” kata Kapolda Jambi Brigjen Pol. Lutfi Lubihanto saat dihubungi, Kamis (17/9/2015).
Lutfi mengungkapkan api itu tersimpan di dalam tanah bahkan hingga kedalaman 9 meter, sedangkan di permukaan tanah sendiri tidak tampak api. Melalui pencitraan satelitlah titik api yang tersimpan di dalam tanah itu dapat diketahui.
“Dari satelit, hotspot itu ditangkap. Itu yang menimbulkan asap dari jarak 9 meter dari dalam tanah. Ada tujuh titik api, di antaranya Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur,” kata dia.
Selanjutnya setelah titik api diketahui, Lutfi mengatakan dilakukan pendinginan yaitu menyiramnya dengan air sebanyak mungkin. “Caranya buka lapisan gambut kemudian masukkan air,” kata dia.
Meskipun cara tersebut sudah dilakukan, ujar Lutfi, tetapi tetap saja masih menimbulkan asap lantaran api belum sepenuhnya dapat dipadamkan.
Dalam kondisi darurat asap di Sumatra dan Kalimantan, Presiden Joko Widodo menginstruksikan penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan dilaksanakan secara tegas.
“Arahan Bapak Presiden agar penegakan hukum ini dilaksanakan secara tegas untuk menimbulkan efek jera agar masa datang tidak terjadi lagi kebakaran hutan dan lahan seperti tahun ini,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei seusai rapat terbatas.
Sejauh ini, lanjut Willem, situasi titik panas di Sumatra dan Kalimantan bisa dikatakan membaik setelah upaya pemadaman baik melalui darat, udara, pencegahan dan mulai turunnya hujan sedikit banyak membantu padamkan api.