SOLOPOS.COM - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel memadamkan api yang membakar lahan di dekat permukiman warga di Desa Simpang Pelabuhan Perbatasan Palembang-Indralaya, Sumsel. Senin (7/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Nova Wahyudi)

Kabut asap Sumatra berdampak pada terhalangnya aktivitas warga karena asap pekat.

Solopos.com, PALEMBANG – Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan hingga kini masih mengganggu aktivitas sebagian masyarakat Sumatra, salah satunya Sumatra Selatan (Sumsel).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pemerintah Provinsi Sumsel akan fokus membangun sekat kanal mulai tahun ini sebagai upaya penanggulangan kabut asap yang dapat terjadi pada musim kemarau tahun depan.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan pembuatan sekat kanal akan diprioritaskan di daerah rawan kebakaran lahan seperti Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir (OKI).

“[Kabut asap] Riau bisa berkurang jauh karena adanya sekat kanal itu, Sumsel baru mau mulai prosesnya masih 30%,” kata dia, Senin (14/9/2015).

Pemprov Sumsel mengambil langkah pembuatan sekat kanal itu seiring melihat keberhasilan Riau menekan kebakaran lahan dengan pembuatan sekat kanal di lahan gambut yang rawan terbakar.

Menurut Alex, pemprov nantinya akan berupaya mengalokasikan APBD untuk pembuatan sekat kanal tersebut, namun pihaknya berharap pemerintah pusat juga mengucurkan dana seperti yang diterapkan di Riau.

“Dananya bisa keroyokan, baik dari APBD maupun APBN untuk membuat sekat kanal tersebut,” kata dia.

Dia menambahkan pemprov juga sudah memberi instruksi kepada perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI) untuk membuat canal blocking untuk menjaga lahan gambut tetap dalam kondisi basah pada saat musim kemarau.

Sebelumnya, Alex mengatakan pembuatan sekat kanal di Sumsel membutuhkan biaya yang jauh lebih besar dibanding biaya pembuatan di Riau.

“Masalah biaya memang jadi persoalan karena pasti tidak cukup kalau disamakan dengan biaya di Riau, mungkin 30% lebih banyak,” kata dia.

Untuk diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelontorkan anggaran senilai Rp15 miliar untuk pembuatan sekat kanal.

Pembuatan infrastruktur di lahan gambut itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menanggulangi kebakaran lahan.

Menurut Alex, selain sekat kanal, pemerintah daerah juga berencana mengarahkan perusahaan untuk membuat embung sebagai tempat penyimpan air.

“Perusahaan perlu buat embung karena bisa menjadi sumber air saat musim kemarau, pasalnya water bombing itu sebetulnya mengeluarkan biaya yang mahal sekali,” kata dia.

Gubernur sendiri sudah menerbitkan surat keputusan tentang penetapan status keadaan siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya