SOLOPOS.COM - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) membentangkan poster di depan patung Selamat Datang yang telah dipasangi masker pelindung pernapasan saat menggelar aksi Peduli Bencana Kabut Asap di Pekanbaru, Riau, Jumat (4/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rony Muharrman)

Kabut asap Sumatra dan Kalimantan telah sampai ke Malaysia dan makin memburuk. Sedangkan Riau telah berstatus darurat asap.

Solopos.com, PEKANBARU — Kabut asap di Sumatra kian memburuk. Akibat kualitas udara yang kian memburuk di Pekanbaru dan sekitarnya, Pemprov Riau akhirnya menetapkan status wilayahnya sebagai daerah darurat kabut asap setelah berstatus siaga kabut asap sejak April lalu.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan keputusan untuk meningkatkan status daerahnya menjadi darurat asap karena kondisi udara yang kian memburuk beberapa hari terakhir.

“Kami terpaksa tingkatkan status Riau menjadi darurat karena dari status alat ISPU selama tiga hari terakhir ini sudah berada di atas angka 300 Psi atau batas level berbahaya,” katanya dalam konferensi pers di Posko Penanggulangan Bencana Asap Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin (14/9/2015).

Pria yang akrab disapa Andi ini mengatakan memburuknya kualitas udara di Riau dan sekitarnya saat ini disebabkan oleh faktor luar, yaitu kebakaran lahan dan hutan di Jambi dan Sumatra Selatan saat angin bergerak dari selatan ke utara. Akibatnya, sehingga asap bekas kebakaran wilayah itu terbawa sampai ke Riau.

Selain itu bila melihat data terbaru sebaran titik api yang terus diperbarui oleh BMKG, menurut Andi, Riau tidak selayaknya berstatus darurat asap karena titik api yang ada di Riau sangat kecil yaitu sebanyak 55 titik. Menurutnya, tahun sebelumnya ada ratusan titik api, tetapi kondisi asap tidak separah saat ini.

Setelah penetapan status darurat asap ini, Pemprov Riau langsung menjalankan beberapa langkah untuk mengatasi asap, yaitu dengan mengerahkan dinas terkait untuk mengantisipasi kualitas udara yang memburuk.

“Kami sudah koordinasi dengan Forkompinda sebelum meningkatkan status darurat asap ini, dinas terkait juga sudah dikerahkan untuk bekerja dan menjalankan program penanggulangan kabut asap,” katanya.

Program yang telah dijalankan Pemprov Riau itu kata Andi adalah membangun enam posko kesehatan dan berobat gratis bagi masyarakat yang tersebar di wilayah Pekanbaru dan sekitarnya. Lalu meminta seluruh Puskesmas untuk meningkatkan jam pelayanan menjadi penuh selama 24 jam.

Khusus untuk bidang pendidikan, pemprov meminta setiap pihak terkait seperti dinas pendidikan tingkat kabupaten dan kota. Mereka diinstruksikan untuk memantau langsung kualitas udara dan bisa langsung meliburkan siswa apabila udara memburuk tanpa menunggu arahan pemerintah.

Adapun menurut data terakhir BMKG, jumlah titik api di Riau berjumlah sebanyak 55 titik api, sementara di Sumsel memiliki titik api sebanyak 618 dan Jambi sebanyak 184 titik api.

Sampai Malaysia

Sementara itu, kabut asap yang melanda Malaysia juga semakin memburuk dengan indeks pencemaran udara (IPU) di 18 lokasi menunjukkan catatan tidak sehat. Menurut portal Departemen Lingkungan Hidup, Minggu (13/9/2015) hingga pukul 17.00 waktu setempat, Bukit Rambai di Melaka mencatat IPU tertinggi pada 171, diikuti Bandar Raya Melaka (166), Banting (166), Nilai (160), dan Putrajaya (155).

Menteri Sains Teknologi dan Inovasi Datuk Madius Tangau seperti dikutip media setempat, Senin, mengatakan operasi penanggulangan asap akan dilaksanakan jika IPU berada pada tahap tidak sehat dalam 72 jam tanpa perubahan serta atmosfer memburuk.

“Berdasarkan perkembangan terkini, kabut asap ini diperkirakan terus berlanjut disebabkan tiupan angin Barat Daya yang membawa asap dari kawasan kebakaran di Sumatra dan Kalimantan, Indonesia,” katanya.

Berdasarkan gambar satelit pada Jumat (11/9/2015) menunjukkan terdapat 304 titik panas di Sumatra, 25 titik panas di Kalimantan dan satu titik panas di Semenanjung Malaysia, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya