SOLOPOS.COM - Patung Tarian Sekapur Sirih dipasangi masker di Jambi, Senin (14/9/2015). Aksi yang dilakukan oleh aktivis Tajridanur itu sebagai bentuk solidaritas terhadap korban kabut asap sekaligus menuntut pemerintah bertindak cepat untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang telah mengakibatkan udara pada level berbahaya. (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A.)

Kabut asap tak kunjung berakhir hingga pekan ini. Namun, BNPB mencatat ada penurunan jumlah titik api.

Solopos.com, JAKARTA — Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) melaporkan penurunan jumlah titik api di Sumatera dan Kalimantan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Seusai pertemuan tersebut, Kepala Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan presiden memerintahkan percepatan penyelesaian kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. “Berdasarkan analisis data per 30 September, hotspot di Sumatera dan Kalimantan dalam sepekan terakhir menurun jumlahnya,” kata Sutopo di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (30/9/2015).

Kendati jumlah titik api sudah berkurang, namun diakui bahwa kepulan asap masih membumbung dari lokasi telah dipadamkan. Pekatnya asap berasal dari lahan gambut yang terbakar. Pasalnya, api baru padam di permukaan namun masih membara di dalam lahan gambut.

Akibatnya, jarak pandang di Jambi dan Riau hanya sekitar 300 meter dengan indeks standar pencemar udara (ISPU) berada pada level berbahaya. Oleh sebab itu, lanjutnya, strategi percepatan penanganan yang akan ditempuh adalah mengerahkan sumber daya pada pusat kebakaran lahan dan api.

Di Sumatera Selatan, misalnya, pusat titik api berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin. Adapun di Kalimantan Tengah titik api terkonsentrasi di Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas, dan Kota Waringin Timur.

“Personel akan ditambah serta kekuatan udara akan ditambah untuk kita fokuskan mengatasi karhutla di pusat asap. termasuk menarik kekuatan di Kalimantan Selatan untuk lakukan water bombing di Kalimantan Tengah,” tuturnya.

Sutopo menambahkan pemerintah menerjunkan 22.146 personel gabungan dalam operasi pemadaman kebakaran lahan dan hutan di 6 provinsi di Tanah Air. Sebanyak 3.703 di antaranya merupakan personel TNI dan 770 dari Polri, termasuk Brimob dan penyidik.

BNPB mengakui luasnya wilayah yang terbakar dan pasokan air yang terbatas menghambat operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan. “Airnya sangat terbatas. Padahal ciri khas gambut itu susah dipadamkan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya