SOLOPOS.COM - Warga Kota Palembang berolah raga di Jalan Jenderal Sudirman Palembang, Sumsel, Minggu (6/9/2015). Hari tanpa kendaraan bermotor (Car Free Day) yang biasa dilaksanakan setiap Minggu pagi di jalan tersebut tidak bisa diadakan karena gangguan kabut asap. (JIBI/Solopos/Antara/Nova Wahyudi).

Kabut asap yang melanda beberapa pulau di Indonesia membuat pemerintah menambah 15 pesawat untuk memadamkan api.

Solopos.com, JAKARTA – Rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menambah jumlah pesawat terbang yang akan dilibatkan dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, baik di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, maupun Papua.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Menko Polhukam Luhut B. Pandjaitan yang terakhir kali melihat kondisi di Ogan Komering Ilir ( OKI), Sumsel, bersama Willem Rampangilei (Kepala BNPB), Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengaku melihat kekeringan ini masih berlanjut cukup parah dan terasa sekali hawa sangat panas, kering.

“Kami naik helikopter melihat tadi. Tingkat kebakaran masih cukup parah sehingga dari hasil keliling kami dengan helikopter selama lebih 1,5 jam di beberapa titik kami melihat langkah-langkah yang harus dilakukan harus lebih massif,” kata Luhut kepada wartawan seusai rapat terbatas di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/10/2015) malam.

Untuk itu, jelas Luhut, sudah diputuskan oleh rapat kabinet terbatas akan menambah pesawat terbang untuk penanggulangan kebakaran ini baik yang di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, maupun Papua. Mungkin akan ditambah sampai 15 pesawat terbang.

“Mungkin kita hitung nanti tepatnya kira-kira antara 10-15. Nanti kami akan minta, dengan pengalaman dari BNPB, kita melihat beberapa tipe pesawat yang akan kita pakai: air tractor, kemudian pelican (itu bombardier), kemudian BE200 dari Rusia. Kalau tiga pesawat ini datang, mungkin kalau bisa kita operasikan di daerah Sumatera Selatan dalam waktu 10 hari ke depan, saya kira akan mampu membatasi keganasan api yang ada di sana,” lanjut Luhut seperti diberitakan laman Setkab.go.id, Rabu (21/10/2015).

Begitu juga yang ada di Kalimantan Tengah, menurut Menko Polhukam, juga mengalami  masalah yang besar. Ia menyebutkan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mengirim pesawat kesana, tambahan tapi masih kurang.

“Tapi memang kita punya pesawat sekarang kurang. Bantuan yang dari luar negeri, dari Australia sudah kembali ke Australia, yang dari Malaysia juga sudah kembali. Tapi kita, untuk Malaysia sudah kita minta lagi, kalau bisa untuk datang lagi,” terang Luhut.

Menurut Menko Polhukam, pesawat Pelican Bombardier itu sangat efektif. Pemerintah sudah siap, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya sudah memesan, paling tidak lima pesawat air tractor sudah datang.

“Kita berharap mungkin 10 pesawat lagi kita dapatkan nanti BE200 dan mungkin juga nanti Pelican Bombardier mungkin bisa 5 atau lebih dari itu. Kita akan coba dari Kanada, kita coba Rusia, kita coba dengan Australia, atau tempat lain yang bisa memberikan pesawat yang bagus,” terang Luhut.

Menko Polhukam menegaskan, komando penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sejauh ini masih tetap terpadu dan terkendali dengan bagus. TNI dan Polri telah melakukan operasi darat, mereka kerja.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya