SOLOPOS.COM - Kepala BIN Marciano Norman (dok)

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengantongi nama calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pengganti Marciano Norman yang segera pensiun.

Menkopolhukam, Tedjo Edhy Purdianto, mengatakan sejumlah nama muncul dan tenggelam. Di antaranya mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsudin, TB Hasanuddin, mantan Wakil Kepala BIN Assad Ali, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

“Sjafrie muncul, TB Hasanuddin muncul terus tenggelam lagi, Assad Ali masih ada terus tenggelam. [Sutiyoso] pertama-tama muncul keras dia, tenggelam, sekarang muncul lagi,” katanya di Istana Kepresidenan, Selasa (4/10/2014).

Menurut Tedjo Edhy Purdianto, Presiden Jokowi sangat hati-hati dalam mempertimbangkan rekam jejak dalam seleksi Kepala BIN dan Jaksa Agung karena selama ini data intelijen kuratng akurat. BIN diharapkan bisa mengkoordinasikan semua intelijen yang ada di lembaga dan kementerian.

“Kepolisian, Jaksa punya, TNI ada di BAIS harus dikoordinasikan, masuk ke BIN lalu diolah jadi A1 baru masuk ke presiden, jadi tidak ada simpang siur,” jelas Tedjo Edhy Purdianto.

Selain mencari Kepala BIN, Presiden juga sedang memilih kandidat terbaik untuk menduduki posisi Jaksa Agung menggantikan Basrief Arief. Tedjo menegaskan tidak ada dikotomi dari partai non partai, yang penting punya kompetensi jabatan yang diemban.

Adapun nama calon yang muncul dan tenggelam yakni mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein, Kepala PPATK M. Yusuf, mantan Jampidum Kejakgung Prasetyo, Deputi Penegakan Hukum UKP4 Mas Achmad Santosa, dan Wakil Jaksa Agung Andhi Nirwanto.

“Wakil Jaksa [Agung] masuk, Andhi Nirwanto. Ota [panggilan Achmad Santosa] juga masuk, timbul tenggelam lah. Ini kan pengaruh wartawan yang memainkan sehingga timbul tenggelam,” ujar Tedjo.

Pengisian kursi Jaksa Agung, menurut Tedjo harus dilakukan secepatnya karena posisi ini tidak boleh dibiarkan kosong terlalu lama agar fungsi-fungsi instansi bisa tetap berjalan. Andhi Nirwanto yang saat ini menjabat Plt. Jaksa Agung enggan berkomentar tentang pencalonannya marak beredar di tengah publik.

Namun dia siap menjadi Jaksa Agung kalau diberi tugas oleh Presiden Jokowi. “Saya itu sudah 34 tahun jadi jaksa, artinya selama itu tidak pernah ada pekerjaan saya tolak,” ujarnya.

Mengenai calon Jaksa Agung internal dan eksternal, Andhi selaku Ketua Umum Persatuan Jaksa Indonesia (PJI) meminta tidak perlu ada dikotomi. Namun di luar itu, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya