SOLOPOS.COM - Ilustrasi ujian (Halo.co.in)

Jika keseluruhan mapel non-UN diikutsertakan dalam UASBN berbasis komputer maka butuh waktu yang relatif lama

Harianjogja.com, JOGJA-Musyawarah Kepala SMK Kesehatan DIY mengharapkan adanya petunjuk teknis (juknis) yang jelas dan tegas terkait jumlah mata pelajaran (mapel) dalam pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) berbasis komputer.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Jika keseluruhan mapel non-UN diikutsertakan dalam UASBN berbasis komputer maka butuh waktu yang relatif lama, selain itu akan menganggu pelaksanaan UN SMP yang seringkali meminjam fasilitas dari SMK. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Bidang Kesehatan DIY M Nur Salim menjelaskan, pada prinsipnya SMK Kesehatan seluruh DIY telah menyatakan kesiapannya ketika diundang Disdikpora DIY terkait pelaksanaan UASBN berbasis komputer.

Namun, Disdikpora DIY perlu membuat juknis yang tegas dan jelas terkait pelaksanaan UASBN berbasis komputer. Harapannya, di dalam juknis itu bisa menjadi pedoman terkait kejelasan mapel apa saja yang diujikan dengan berbasis komputer atau barangkali semua mapel.

“Untuk SMK Kesehatan dan paket keahlian kesehatan lainnya, terkait penyelenggaraan UN dan UASBN berbasis komputer telah menyatakan kesiapan saat pertemuan dengan Bapak Kepala Dinas. Tetapi sebaiknya, UASBN yang dimulai 2018 ini semua mapel atau bagaimana, perlu ada juknis,” terangnya kepada Harian Jogja, Senin (1/1/2018).

Nur Salim menambahkan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kepala SMK Kesehatan se DIY terkait permintaan juknis tersebut. Harapannya, isi dari juknis tidak memberatkan pelaksanaan UASBN bagi SMK Kesehatan yang tidak memiliki jurusan khusus komputer sehingga jumlah fasilitas komputer cenderung terbatas.

Ia tak memungkiri jika seluruh Mapel UASBN dibebankan menggunakan basis komputer, hal itu tentu memberatkan bagi SMK Kesehatan. Contohnya, kata dia, jika jumlah mapel UASBN ada 10 mapel, kemudian personal computer (PC) yang dimiliki sekolah hanya sepertiga dari total jumlah siswa kelas XII, maka butuh waktu sekitar 10 hari. Pelaksanaan 10 hari itu pun jika diasumsikan, dalam sehari, ada tiga kali ujian dari pukul 07.00 WIB hingga 15.00 WIB setiap harinya.

“Belum lagi kalau ada SMP sederajat atau SMA/MA yang mengikuti UNBK di SMK. Kalau SMK Kesehatan hanya fokus di keperawatan dan farmasi, jadi tidak ada jurusan komputer,” jelas dia.

Pihaknya merencanakan pertemuan dengan para Kepala SMK Kesehatan pada Kamis (4/1) untuk membahas persiapan UASBN basis komputer.

Terpisah, Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji sebelumnya memberikan sinyal tidak ingin memberatkan SMK, sehingga kemungkinan tidak semua mapel UASBN basis komputer. “Kemarin untuk beberapa mata pelajaran kita akan gunakan komputer, terutama yang SMK, untuk SMA karena ragam mata pelajaran banyak kita agak kesulitan menerapkan [UASBN basis komputer], karena waktunya menjadi sangat panjang, kalau basis kertas kan sehari bisa dua atau tiga mapel, kalau [basis] komputer sehari hanya satu mapel,” ungkap Aji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya