SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta — Iring-iringan mobil pengawal Wakil Presiden (Wapres) Boediono juga memaksa kendaraan lain di sepanjang rute yang dilewati untuk berhenti. Namun, Juru Bicara Wapres mengklaim Boediono tidak pernah mendapatkan komplain dari masyarakat.

“Nggak, nggak pernah,” ujarnya kepada wartawan di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (22/1).

Promosi BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Tingkatkan Layanan Finansial bagi PMI di Korsel

Menurut Yopie, Wapres setiap hari pulang-pergi dari rumah dinas di Jl Diponegoro, Menteng, Jakpus, ke kantor yang jaraknya tidak terpaut jauh. Boediono pulang ke rumah pribadi di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, bila weekend tiba.

“Itu pun sekarang sudah sangat jarang,” terangnya.

Meski jarak antara rumah dinas dan kantor cukup dekat, namun, imbuh Yopie, Boediono selalu memilih waktu yang tepat untuk berangkat. Biasanya, Wapres beranjak dari rumah bila kemacetan sudah mereda atau sekitar pukul 08.30 WIB.

“Pulangnya pukul 16.00 WIB atau pukul 15.00 WIB. Itupun kita lewat samping, langsung ke Jl Diponegoro. Lagipula tidak pernah jalan ditutup total, selalu berbarengan dengan mobil lain dalam satu jalur,” ungkap pria berkacamata ini.

Yopie mengatakan, iring-iringan mobil RI 2 seringkali harus rela terjebak kemacetan yang cukup parah. Contohnya saja ketika Boediono selesai melayat dari rumah duka ibunda Menko Ekonomi Hatta Rajasa di Bintoro. Saat itu, Boediono harus menepuh perjalanan sekitar 40 menit untuk kembali ke kantor.

“Oh, kita sering, kok, kena macet. Pulang dari Halim (Bandara Halim Perdanakusumah) ke sini kalau pas lagi ramai, ya, sudah ikut antrean di tol. Memang pada akhirnya dibuka jalannya kan, tapi, ya, ikut kena macet. Nggak pernah kami minta jalan ditutup,” urainya.

Yopie mengakui, sedikit banyak iring-iringan mobil Wapres menimbulkan kemacetan. Namun, ia merasa tidak fair apabila penyebab kemacetan di Jakarta semuanya dilimpahkan kepada rombongan mobil RI 2. Banyak faktor yang menyebabkan macetnya lalu lintas, salah satunya karena belum adanya mass rapid transport.

“Nah, yang bisa kita lakukan adalah meminimalkan efek dari pengawalan. Tapi kalau dituduh bahwa gara-gara inilah Jakarta macet total, ya, sebenarnya tidak fair juga kalau begitu kan?” tutupnya.

dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya