SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Solopos.com, SOLO — Namanya jual beli, apapun bisa didapatkan pembeli asal mau bayar sesuai harga. Begitu pula dalam jual beli ijazah, ada harga yang dipatok dan ada pembeli bisa menentukan sendiri berapa nilai yang diinginkan.

Seorang penjual ijazah yang ditemui Solopos.com di salah satu pusat perbelanjaan di Solo, Rabu (29/1/2014), mengakui harga ijazah perguruan tinggi (PT) bisa bervariasi tergantung nama gelarnya. Orang berinisial Er itu mengaku pernah kuliah di sebuah perguruan tinggi di Kota Jogja dan jaringannya mencakup 30 perguruan tinggi (PT) swasta berakreditasi B di daerah Jawa Timur.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Untuk selembar ijazah tanda gelar Sarjana Ekonomi (SE), Er mematok biaya Rp15 juta. Harga ini sudah termasuk biaya wisuda, biaya pengganti presensi, serta nilai yang dikehendaki pembeli. ”Jadi, enggak perlu harus ikut perkuliahan. Nanti tinggal ikut wisuda, IPK minimal tiga koma. Orang-orang saya di lapangan yang mengaturnya,” kata Er.

Adapun untuk gelar Sarjana Hukum (SH), Er mematok harga Rp24 juta. Alasannya, gelar tersebut laris manis di pasaran. Dalam hal-hal tertentu, Er sanggup membuatkan ijazah hanya dalam hitungan hari. ”Asal membayar lunas, lima hari ijazah jadi, komplit. Wisudanya nanti bersama mahasiswa reguler lainnya,” kata dia.

Praktik jual beli ijazah ini juga ada yang memanfaatkan Internet. Praktik jual beli gelar sarjana di dunia maya ini ada yang memakai domain berbayar layaknya situs perusahaan resmi. Solopos.com menemukan situs PT Mitra Consultant. Situs ini terkesan dikerjakan secara serius dan terkesan bukan untuk main-main.

Pengelola situs ini secara gamblang menjelaskan biaya pembuatan ijazah, nama PT, tahun kelulusan, hingga nilai IPK yang diinginkan. Penjualan ijazah juga dilakukan oleh pengelola sejumlah situs gratisan, seperti buatbeli-ijazah-S1.blogspot.com, pembuatanijazah.blogspot.com, jasaijazahasli.blogspot.com, atau jasa-buat-ijazah.blogspot.com. Namun, saat Solopos.com mengajukan permohonan melalui email ke pengelola situs-situs gratisan tersebut, sampai kini tak mendapatkan respons.

Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) periode 2013, Laode M. Kamaluddin, ketika ditemui Solopos.com di Taman Budaya Surakarta (TBS), Rabu (29/1/2014) malam, mengatakan kian suburnya praktik jual beli ijazah tersebut salah satunya juga disebabkan kian mahalnya biaya pendidikan tinggi. ”Akhirnya, jalur potong kompas [membeli ijazah] menjadi pilihan sebagian orang,” kata Laode.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya