SOLOPOS.COM - Presiden terpilih Joko Widodo (kedua dari kanan) didampingi wakil presiden terpilih Jusuf Kalla (kiri) dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai melakukan pertemuan tertutup di Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2014). Pertemuan Jokowi-JK dengan pimpinan fraksi DPR dan partai pendukung ini dilakukan untuk menentukan langkah politiknya ke depan. (JIBI/Solopos/Antara/Vitalis Yogi Trisna)

Solopos.com, JAKARTA — Nilai tukar kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat setelah rilis data makro ekonomi oleh Bada Pusat Statistik (BPS) yang di atas ekspektasi, tidak kunjung menguat. Diperkirakan rupiah tidak akan menguat selama belum ada kepastian susunan kabinet Jokowi-JK dan perubahan peta politik dalam negeri.

Saat ini, rupiah malah bertahan di level tingginya, yaitu pada penutupan perdagangan Selasa (2/9/2014) bertengger di  Rp11.748/US$ atau melemah o,27%.

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

“Data membaik, rupiah dalam tekanan. Rupiah melemah sepanjang minggu lalu di tengah penguatan dolar,” kata ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, dalam risetnya yang dipublikasikan Bisnis/JIBI, Rabu (3/9/2014) dini hari.

Dikemukakan surplus neraca perdagangan di awal minggu ini, bahkan tidak mampu memicu penguatan. Yield SUN bertenor 10 tahun mampu turun walaupun tipis, seiring dengan meningkatnya kepemilikan asing hingga 37%.

“Belum ada kepastian perubahan peta politik maupun susunan kabinet. Rupiah masih masih akan mendatar dengan kecenderungan melemah dengan 11.700 sebagai jangkar.” kata Rangga Cipta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya