SOLOPOS.COM - Ilustrasi Koalisi Merah Putih (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A.)

Solopos.com, JAKARTA – Pendiri Setara Institute, Romo Benny Susetyo, menilai Prabowo Subianto melalui Koalisi Merah Putih adalah perwujudan manuver politik ala Machiavelli demi menjegal pemerintahan presiden terpilih, Joko Widodo atau Jokowi.

Romo Benny Susetyo mengatakan politik Machiavelli yang digunakan oleh Koalisi Merah Putih (KMP) terlihat dengan upaya yang menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya. Dalam hal ini, lanjutnya, KMP berusaha menggerogoti dan mencegah keberlangsungan pemerintahan Jokowi.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

“Sejak awal keputusan RUU Pilkada hingga rencana mereka melakukan pemilihan presiden melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat [MPR], maka mereka menggunakan cara apapun untuk menghentikan Jokowi,” ujarnya, Senin (6/10/2014).

Parahnya, lanjut Romo Benny, Prabowo Subianto melalui KMP tidak menghargai demokrasi dan malah berusaha menghilangkan peran suara rakyat dalam agendanya untuk menjegal Jokowi selaku presiden terpilih. “Karena itu, sudah saatnya Jokowi tidak lagi mendekati orang-orang partai pengusung KMP. Meskipun KMP punya koalisi yang besar, tapi Jokowi punya koalisi dengan rakyat, yang jauh lebih besar,” jelasnya.

Machiavelli atau Niccolo Machiavelli merupakan seorang politikus asal Florence, Italia, yang lahir pada 3 Mei 1469. Machiavelli merupakan pakar politik di masa itu yang terkenal dengan gagasan strateginya yang cerdik dan memanfaatkan segala cara. Hal itu terlihat dari buku karangannya berjudul Il Principe (1532).

Dalam buku itu, Machiavelli menuliskan bagaimana cara seseorang untuk memperoleh kekuasaan dan kemudian mempertahankannya, walaupun harus melalui beberapa cara yang dinilai buruk dan tidak etis. Buku ini sempat diklaim menjadi buku pegangan beberapa penguasa seperti Napoleon Bonaparte, Adolf Hitler, hingga Joseph Stalin.

Salah satu pemikirannya yang kontroversial adalah terkait perihal menjadi penguasa. Menurutnya, penguasa yang terbaik ialah yang ditakuti dan dicintai. Namun, apabila seseorang tidak dapat meraih keduanya, maka lebih baik ditakuti daripada dicintai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya