SOLOPOS.COM - Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) didampingi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pidato saat acara Mengawal Suara Rakyat di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). (JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Solopos.com, SOLO — Paslon capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming unggul berdasarkan quick count hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei di Pilpres 2024. Keunggulan pasangan Prabowo – Gibran tersebut dinilai sejumlah pengamat, salah satunya karena ‘Jokowi Effect’.

Ketua Umum Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi, Muhammad Isnaini mengatakan ‘Jokowi Effect’ selama ini selalu dilihat minor terutama di Jateng dan DIY. ‘Jokowi Effect’ selalu dikaitkan dengan bansos dan lainnya. Padahal ‘Jokowi Effect’ berkaitan dengan nama dan kerja para relawan Jokowi di akar rumput.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Tidak pernah disinggung sisi paternalistik sosiologis nama Jokowi dan tidak pernah disinggung bagaimana kerja kami, para relawan, menggarap habis akar rumput,” katanya dalam rilis tertulisnya yang diterima Solopos.com pada Sabtu (17/2/2024).

Ia mengatakan, paternalistik sosioligis nama Jokowi itu sungguh sangat sensitif. Begitu Jokowi direndahkan, maka banyak yang sakit hati dan ingin melakukan pembalasan.

Ketua Umum Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi, Muhammad Isnaini. (Istimewa)

“Pilpres kemarin itulah momen pembalasan itu. Baru kita sentuh untuk penguatan lewat tabloid kanvasing door to door, sudah berantakan. Nama Jokowi itu sakral bagi kami. Bukan kultus individu tetapi kecintaan mendalam karena kerja nyata bagi rakyat. Begitu direndahkan, goyang saja, bubar peta mereka,” katanya.

Sementara itu, terkait bansos yang dinarasikan terlalu berlebihan, menurut dia, bansos hanya dijadikan alasan kubu lain sebagai pembelaan atas kekalahan telak.

“Janganlah selalu masyarakat bawah itu dianggap bodoh dan naif. Hanya karena bansos lantas sehebat itu mereka merobohkan Kandang Banteng. Jika ‘Jokowi Effect’ selalu di implikasi bansos, sangat receh dan merendahkan sekali,” tambah dia.

Oleh karena itu menurut Isnaini, ‘Jokowi Effect’ yang sesungguhnya adalah nama Jokowi yang sangat sensitif.

“Substansi ‘Jokowi Effect’ itu ya sensitifitas sangat tinggi di masyarakat bawah. Direndahkan, dibusukkan, dihina, ya tsunami pembalasan. Ini faktual!” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya