SOLOPOS.COM - Mendagri Tjahjo Kumolo (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA–Jokowi capres yang diusung PDIP tak luput dari serangan media di internet. PDIP bahkan menyebut setiap hari ada 20 kampanye hitam yang menyerang JKW4P atau Jokowi For President.

“(Hubungan dengan Gerindra) Itu sudah selesai, sudah masa lalu, ya sudah,” kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo di Kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta, Sabtu (10/5/2014) dini hari.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Tjahjo menuturkan, PDIP mempunyai tim sosial media yang bertugas menyikapi hal yang dia golongkan sebagai kampanye hitam (black campaign) itu. Ada 20 kampanye hitam per hari yang ditujukan untuk Jokowi.

“Kami punya tim sosial media. Rata-rata tiap hari 18 sampai 20 ‘black campaign’. Ada yang langsung kita jawab kita respon, ada yang tidak, karena mengandung SARA dan sebagainya. Biarlah masyarakat yang menilai sendiri,” tutur Tjahjo.

Kicauan Waketum Gerindra Fadli Zon pada Jumat (9/5) jelas mengarah ke Jokowi. Dalam kicauannya, Fadli mengingatkan nasib 250 juta manusia Indonesia ditentukan dua bulan lagi. Dia mendorong masyarakat tak salah pilih pemimpin.

“Kita tak bisa spekulasi dengan orang mencla-mencle, tidak satu kata dan perbuatan, janji terus diingkari, pencitraan sepanjang hari, dan tak punya visi,” katanya.

Dia mengajak masyarakat mmilih capres yang tegas. Dalam hal ini ia mengkampanyekan capres Gerindra Prabowo Subianto. “Kalau Tuhan saja dibohongi, rakyat pasti dikhianati. Jangan pilih yang ingkar janji! Pilih yang jelas dan tegas, jujur bebas korupsi: @Prabowo08,” sesumbarnya.

Tak hanya itu saja, Fadli juga menyindir ciri-ciri orang munafik. “Jangan pilih yang munafik. 3 ciri munafik sabda Rasulullah SAW: 1. Bila bicara bohong; 2. Bila berjanji ingkar; 3. Bila diberi amanat khianat. Masak saya mengutip sabda Nabi dibilang menghujat? Aya Aya wae. Lieur yeuh panasbung,” katanya.

“Yuk kita kampanyekan JANGAN PILIH CAPRES MUNAFIK, sesuai sabda Nabi Muhammad SAW,” tegas Fadli.

Kicauan Fadli yang bernada keras ini bersambut dengan tweet Wasekjen PKS Fahri Hamzah. Fahri melempar tweet tentang ‘nggak mikir‘. Kalimat ‘nggak mikir’ kerap dipakai Jokowi untuk menjawab jika ditanya soal nyapres, jauh hari sebelum ditetapkan menjadi capres PDIP.

Berikut tweet Fahri, beberapa disertai foto duet Mega-Prabowo di 2009 silam:

1. Kalau kita tidak lelah dengan kemunafikan. Jangan-jangan kita juga sudah munafik. #NggakMikir
2. Apakah orang munafik bisa sembuhkan kemunafikan? #NggakMikir
3. Tidak bisa negara ini tanpa pengawasan, mentang2 sekolah asing gak perlu diawasi? (Komnas 4. Anak,2014) #NggakMikir
4. Dulu tidak melanggar HAM, sekarang melanggar HAM. #NggakMikir (sambil mengupload foto duet Mega-Prabowo)
5. Dulu bukan penculik. Sekarang jadi penculik. #NggakMikir (sambil mengupload foto duet Mega-Prabowo)
6. Kemesraan ini. Kesetiaan itu. Telah berlalu. #NggakMikir (sambil mengupload foto duet Mega-Prabowo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya