SOLOPOS.COM - Mantan Wali Kota Solo yang kini Gubernur DKI Jakarta nonaktif karena mencalonkan diri sebagai presiden Joko Widodo mengenakan peci Gus Dur yang dihadiahkan Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Sinyal majunya mantan wali kota Solo yang kini Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan semakin nyata. PDI Perjuangan pun diprediksi menang dalam 1 putaran dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014.

Kabar majunya Jokowi dalam Pilpres 2014 itu menguat setelah sumber di internal DPP PDIP mengakui elite partai politik itu sudah bersepakat mendukung pencapresan Jokowi. Ketua Umum PDI Perjuangan PDIP Megawati Soekarnoputri pun disebut-sebut telah merestui pencapresan Jokowi tersebut.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait menegaskan Megawati sendiri yang akan mengumumkan sikap partainya itu. Deklarasi pencalonan Jokowi itu diperkirakan akan dilakukan sebelum pemungutan suara pemilu untuk memilih calon anggota legislatif, 9 April 2014 mendatang. Untuk lokasinya, Jakarta dan Solo, disebut-sebut menjadi alternatif utama untuk dipilih.

Menanggapi kabar itu, pengamat politik dari Charta Politika, Arya Fernandes, memprediksi jika Jokowi benar-benar dicapreskan PDIP maka ia diprediksi menang satu putaran. “Kalau memang Jokowi maju, saya kira akan sangat susah dua putaran, mungkin akan satu putaran,” kata Arya.

Namun ada syaratnya, Jokowi harus mampu melawan kampanye hitam yang bisa saja terjadi. “Sampai sekarang lawan tangguhnya masih Prabowo Subianto. Kalau Jokowi tidak maju saya kira Prabowo akan menjadi presiden,” prediksinya.

Direktur Political Communication Institute dari Universitas Mercu Buana, Heri Budianto mengatakan akan ada perubahan drastis dari masing-masing partai jika Gubernur DKI Jakarta tersebut jadi dideklarasikan. “Golkar akan mengubah peta, begitu juga partai-partai menengah kecuali Gerindra. Gerindra tetap akan mencalonkan Prabowo untuk melawan Jokowi,” tuturnya.

Menurut dia, pendeklarasian Jokowi sebelum pemilu semakin mendekatkan PDIP dengan kemenangan. “Selama ini publik menunggu sikap resmi PDIP. Sebab selama ini Jokowi menjadi magnet yang besar bagi PDIP. Mencalonkan Jokowi sebelum pemilu merupakan langkah tepat,” urainya.

Ketua Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, menilai pengumuman capres sebelum pemilu sebagai strategi tepat karena dapat memberikan keuntungan pula bagi caleg PDIP.

“Kalau kita lihat bahwa hasil survei bahwa popularitas Jokowi memengaruhi legislatif, sudah banyak simulasinya. Memang seharusnya [deklarasi] sebelum pemilu kalau mau mendapatkan efek kibaran jas. Jadi kalau pemimpinnya berwibawa, dia mengibarkan jas, yang ikut pemilu akan kena efek kibaran jasnya,” katanya. (JIBI/Solopos/Antara/Detik)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya