Jakarta–Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan defisit APBN 2009 akan naik dari yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar 2,5% dari PDB menjadi hampir 3%.
“Defisit hampir 3% atau di atas 2,7% untuk tahun 2009. Itu lebih kecil dibandingkan defisit Amerika Serikat,” ujarnya ketika ditemui di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta,Kamis (16/7).
Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar
JK mengatakan, salah satu pengaruh kenaikan defisit anggaran tersebut adalah menurunnya penerimaan pajak akibat lesunya perekonomian di 2009 yang terimbas krisis ekonomi global.
Bahkan JK mengungkapkan penerimaan pajak di tahun 2009 akan turun sekitar Rp 100 triliun dibandingkan dengan penerimaan pajak di tahun 2008.
“(Penerimaan pajak turun) itu otomatis saja, karena pertumbuhan ekonomi turun di 2009, otomatis penerimaan pajaknya juga turun dibanding 2008. Itu yang harus dikoreksi sekitar Rp 100 triliun, karena itu anggaran APBN-P sudah dimasukkan koreksian tersebut,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, JK juga menyampaikan mengenai dampak tingginya defisit anggaran yang dialami AS karena untuk dana stimulus fiskal guna menggerakkan roda perekonomiannya bergerak pasca krisis ekonomi.
Menurut JK besarnya defisit AS tersebut salah satu dampaknya adalah penguatan nilai tukar rupiah bisa terjadi karena dengan defisit yang tinggi maka AS akan gencar mencari utang dan mencetak dolar lebih banyak.
dtc/fid