SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com) – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didesak menegur Sekretaris Kabinet, Dipo Alam, terkait wacana pemboikotan media yang menjelekkan pemerintah. Jika tidak dilakukan, hal itu akan menimbulkan kesan kalau Presiden memang antikritik.

“SBY harus tegur Dipo. Kalau tidak ada teguran itu lah keinginan SBY. Lama-lama ada kesan bahwa SBY ini memang makin anti terhadap kritik, cenderung antidemokrasi,” ujar Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia, Ray Rangkuti, Selasa (22/2).

Promosi Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat tapi Prospektif

Bentuk teguran terhadap Dipo kata Ray, harus dilakukan oleh SBY secara terbuka. SBY harus memberi penjelasan kepada publik, apa yang dilakukan Dipo adalah pernyataan keliru. “SBY harus jelaskan sudah beri teguran, meminta agar berbicara lebih sopan,” katanya.

Ray pun menyarankan agar media membuat pernyataan secara terbuka, meminta agar Dipo mencabut pernyataannya. Media juga harus lebih sensitif terhadap penguasa yang bereaksi berlebihan terhadap kritik.

“Mulai dari ajakan jangan dibaca, tak diberi iklan, lalu dibawa ke pengadilan dan dibredel. Sekecil apapun otoritarianisme harus dilawan!”

Menurut Ray, jika keberatan pemberitaan media, Dipo harus mengikuti mekanisme yang ada, yaitu mengadu ke Dewan Pers. “Keberatan pemberitaan bisa ke Dewan Pers. Kenapa tidak seperti itu,” sesal Ray.

Bahkan Ray menangkap ada kesan SBY memang anti terhadap kritik. Ray menduga pernyataan Dipo memang sudah diamini oleh SBY.

“Saya tidak yakin, apa yang dilakukan Dipo hanya semata-mata dirinya sendiri tanpa ada semacam sinyal dari Pak SBY,” tandasnya.

dtc/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya