SOLOPOS.COM - Seorang nakes sedang melaksanakan vaksinasi booster ke dua di Mall Tentrem Semarang, Sabtu (6/8/2022). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, JAKARTAMenteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan dibalik rencana penerapan aturan vaksin Covid-19 berbayar.

Budi menegaskan rencana tersebut bukan ajang jual beli vaksin oleh pemerintah, tetapi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian vaksin Covid-19.  Menurutnya, hal itu penting untuk mendukung proses transisi dari pandemi menjadi endemi.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

“Bukan diperjualbelikan, kita kan dalam masa transisi dari pandemi menjadi endemi yang paling penting adalah intervensi pemerintah diturunkan, partisipasi masyarakat ditingkatkan termasuk juga pada vaksinasi,” terang Budi ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/1/2023).

Jika wacana tersebut teralisasi, masyarakat bakal bisa membeli vaksin Covid-19 secara mandiri melalui apotek, puskesmas, hingga rumah sakit (RS). Pada kondisi itu, Budi menekankan proses penyuntikkan vaksin Covid-19 hanya dapat dilakukan di RS maupun puskesmas setempat.

“Mekanisme pengawasannya sama saja seperti sekarang, seperti kalau kita beli vitamin C. Kita jualnya kan enggak hanya di apotek, kan harusnya diberikannya di rumah sakit atau puskesmas,” ujar Budi.

Kendati demikian, Budi menegaskan rencana vaksin berbayar ini hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak tercatat sebagai penerima bantuan iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

PBI adalah peserta JKN BPJS Kesehatan yang premi atau iurannya ditanggung pemerintah melalui APBD kabupaten/kota, APBD provinsi, dan APBN. Masyarakat yang menjadi PBI adalah kalangan keluarga miskin yang masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

Bagi masyarakat yang merupakan PBI, maka dosis vaksin nantinya akan dimasukkan ke dalam paket PBI.

“Mungkin nanti vaksinasi yang gratis akan kami paketkan dalam PBI dan itu hanya vaksin dalam negeri. Sedangkan, vaksin lainnya akan kami masukkan seperti vaksinasi rutin seperti vaksin influenza dan harganya bekisar US$5-US$10 atau sekitar di bawah Rp200.000,” jelasnya.

Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin berencana menerapkan aturan vaksin Covid-19 berbayar.

“Mungkin nanti vaksinasi yang gratis akan kami paketkan dalam PBI dan itu hanya vaksin dalam negeri. Sedangkan, vaksin lainnya akan kami masukkan seperti vaksinasi rutin seperti vaksin influenza dan harganya bekisar US$5-US$10 atau di bawah Rp200.000,” jelas Budi dalam rapat Komisi IX DPR di Jakarta, Selasa.

Budi menyampaikan untuk warga non-PBI, masyarakat nantinya bisa membeli vaksin melalui apotek dan rumah sakit secara umum. Hal itu seperti ketika masyarakat ingin melakukan vaksinasi meningitis atau vaksinasi influenza yang biasa dilakukan di fasilitas kesehatan.

“Dengan dilakukan hal tersebut, beban negara akan terkonsentrasi ke masyarakat-masyarakat yang miskin saja dan itu akan di-cover dengan mekanisme normal melalui PBI,” jelas Budi.

Sebagai informasi, capaian vaksinasi Covid-19 mengalami penurunan drastis di mana rata-ratanya pada Januari 2023 sekitar 27.000 dengan stok vaksin yang dimiliki Kemenkes saat ini sekitar 9,3 juta.

Sisa stok vaksin tersebut terdiri atas berbagai jenis vaksin, antara lain Janssen 138.000 stok, Pfizer 3,5 juta stok, Sinopharm 10.000 stok, Indovac 4,3 juta stok, Zifivax 199.000 stok, dan Inavac 1,1 juta stok.

Budi menambahkan pembelian vaksin saat ini dialihkan ke vaksin dalam negeri. Sementara, vaksi luar negeri tersisa hibah saja. Vaksin luar negeri ini akan dialihkan untuk vaksin anak, khususnya untuk anak berusia di bawah lima tahun (balita) karena sejauh ini vaksinasi kepada anak balita hanya menggunakan Pfizer.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Vaksinasi Covid-19 Direncanakan Berbayar, Ternyata Ini Tujuannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya