SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tokyo (Solopos.com)--Gejolak di pasar finansial global membuat mata uang Jepang, yen menguat tajam. Otoritas Jepang harus turun tangan melakukan intervensi besar-besaran untuk melindungi yen agar tidak menguat terlalu tajam sehingga merugikan eksportirnya.

Harian ekonomi Jepang, Nikkei melaporkan, otoritas Jepang melakukan intervensi untuk menahan laju penguatan yen hingga 4 triliun yen (US$ 50 miliar). Angka tersebut merupakan intervensi harian terbesar dalam sejarah pasar finansial Jepang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut berita yang dikutip dari AFP, Jumat (5/8/2011), Kementerian Keuangan Jepang menjual yen dan membeli dolar pada Kamis (4/8/2011) sebagai intervensi unilateral dengan nilai diperkirakan mencapai 4 triliun yen. Para pialang yang dikutip Dow Jones Newswires memperkirakan pemerintah Jepang telah menggelontorkan dana 2 triliun hingga 4 triliun yen untuk intervensi itu.

Intervensi plus injeksi likuiditas oleh Bank Sentral Jepang telah membantu memperlemah yen hingga 3 poin menjadi sekitar 80 yen per dolar AS. Padahal sebelumnya yen menguat tajam terhadap dolar AS hingga ke titik tertingginya sejak era Perang Dunia II.

Namun selanjutnya yen kembali menguat terhadap dolar AS setelah kejatuhan bursa Wall Street tadi malam yang diikuti merosotnya bursa regional. Investor kembali ke mata uang Jepang yang dianggap paling aman. Dolar AS diperdagangkan pada level 78,67 yen di awal perdagangan.

Intervensi yang dilakukan pada Kamis kemarin dilakukan untuk merespons seruan dari para eksportir besar Jepang seperti produsen mobil dan perusahaan teknologi, yang mulai mengkhawatirkan penguatan yen akan menggerus daya saingnya.

Terakhir kali Jepang melakukan intervensi besar-besaran adalah pada Maret lalu setelah yen menguat atas dolar AS hingga posisi 76,25, usai tragedi bencana gempa dan tsunami.

Menteri Keuangan Jepang Yoshihiko Noda kembali menegaskan, pihaknya mengamati dengan dekat pergerakan yen, dan juga pasar finansial.

Seperti diketahui, bursa Asia hari ini merosot tajam mengikuti jatuhnya bursa Wall Street karena kekhawatiran terjadinya pengulangan resesi akibat memburuknya perekonomian AS dan krisis utang di Eropa.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya